"KPU seharusnya lebih antisipatif. Pencetakan logistik di Yahukimo semestinya dibuat lebih awal dibandingkan daerah lain. Pelajaran dari pemilu yang lalu, pengiriman logistik pra dan pasca pemungutan suara di daerah itu memang menemui kesulitan," kata Election Specialist Kemitraan Wahidah Suaib di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (9/4/2014).
Dia mengatakan, berdasarkan pengalaman Pemilu 2009 lalu, kotak suara berisi surat suara yang sudah tercoblos dari beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Yahukimo masih tertahan di kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Padahal, rekapitulasi suara di tingkat yang lebih tinggi sudah dimulai.
Sebelumnya diberitakan, pelaksanaan pemungutan suara di 35 distrik atau kecamatan di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, tidak dapat dilakukan tepat waktu, karena surat suara belum tiba di lokasi hingga Selasa (8/4/2014). Ribuan lembar logistik tersebut diterbangkan menggunakan pesawat sipil dan pesawat militer menuju lokasi. Hanya saja, di tengah perjalanan pesawat mengalami cuaca buruk yang menyebabkannya kembali lagi ke Yahukimo.
Komisioner KPU Arief Budiman menjabarkan, titik pemberangkatan logistik itu dibagi menjadi dua wilayah. Logistik untuk 16 distrik dikirim dari Kabupaten Wamena. Ke-16 distrik tersebut adalah Ubahak, Heriapini, Ubalihi, Yahuliambut, Musaik, Suru-suru, Obio, Hogio, Nalca, Dirwemna, Kono, Endomen, Talambo, Nipsan, dan Distrik Panggema.
"Satu nama tak terbaca di laporan (dari KPU Provinsi Papua," ucapnya.
Sementara 19 titik berangkat dari Dekai diantaranya distrik Sobaham, Ninia, Soba, Kwikma, Holuwon, Lolat, Kambianggema, Hilipuk, Soloikma, Sumo, Kayo, Sela, Korupon, Duram, Kwelamdua, Bomela, Langda, Suntaman, dan Distrik Seralada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.