Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Rekrutmen CPNS Jalur Honorer Sarat Kepentingan Politik

Kompas.com - 18/03/2014, 17:50 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai, proses penerimaan calon pegawan negeri sipil (CPNS) dari jalur honorer kerap dimanfaatkan oleh pejabat daerah yang tidak bertanggungjawab. Biasanya, para pejabat itu akan memanfaatkan hasrat para CPNS untuk melanggengkan jabatannya.

Koordinator Divisi Monitoring Layanan Publik ICW Febri Hendri mengatakan, setidaknya ada sekitar 650 ribu pegawai honorer K2 yang mengikuti tes CPNS jalur honorer pada tahun 2013. Dari jumlah tersebut, 280 ribu diantaranya dinyatakan lulus.

“Kami menduga, separuh dari jumlah itu enggak masuk ke honorer K2, tapi lolos. Kami minta diusut karena mereka bisa lolos secara curang sistemik melibatakan pejabat daerah,” kata Febri saat menyerahkan 1.226 daftar pegawai honorer K2 "siluman" ke Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/3/2014).

Febri mengatakan, ribuan pegawai honorer K2 siluman yang lolos itu sebetulnya tidak terdaftar di dalam database pegawai honorer tahun sebelumnya. Namun, mereka dapat lolos setelah sebelumnya sekda masing-masing kabupaten kota menyerahkan daftar nama mereka ke Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Febri menambahkan, bukan perkara mudah bagi para pegawai honorer K2 siluman itu untuk dapat lolos seleksi pegawai. Mereka, kata Febri, biasanya diwajibkan untuk menyerahkan sejumlah uang. Besarnya uang yang harus mereka bayarkan pun bervariasi antara Rp 80 juta hingga Rp120 juta.

Selain uang, katanya, cara lain dengan menjadi tim sukses pasangan calon kepala daerah tertentu. Hal itu biasanya dilakukan oleh calon pegawai yang tidak memiliki uang yang besar.

“Mereka (honorek K2 siluman) kok bisa lolos? Satu karena uang. Kedua, kemungkinan menjadi tim sukses di pilkada, jadi mereka dijanjikan jadi PNS, itu kan janji kepala daerah,” ujarnya.

Febri menambahkan, mereka yang biasanya dijanjikan untuk menjadi CPNS untuk mengisi posisi tenaga kesehatan maupun tenaga pendidikan di daerah. “Kalau yang lolos satu atau dua orang kita bisa terima. Kalau sampai ribuan pasti kan secara sistematis. Tanda tangan sekda, BKD (Badan Kepegawaian Daerah) itu kan enggak gratis,” ujarnya.

“Dalam waktu dekat, kami akan meminta kepada SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) jangan mempolitisasi rekruitmen CPNS dengan menambah kuota sampai persoalan data ini bersih dulu,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com