JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical bersikap pragmatis dengan membanggakan zaman Orde Baru dalam kampanye menjelang Pemilu 2014. Menurutnya, hanya segelintir kalangan yang menginginkan zaman kejayaan Golkar itu terulang kembali.
"Permintaan itu menurut saya merupakan pandangan yang pragmatis dari parpol, mereka yang ingin (Orde Baru) kembali, ingin berlindung dari nikmat Golkar," kata Samego kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2014).
Kondisi serupa, menurut Samego, juga dilakukan PDI Perjuangan. Ketua Umum partai itu, Megawati Soekarnoputri, yang merupakan putri dari proklamator Soekarno, kerap membanggakan masa kejayaan ayahnya untuk menarik simpati rakyat.
Samego mengatakan, mereka yang menginginkan Orde Baru kembali hanyalah orang-orang yang pernah merasakan nikmatnya menjadi pejabat di era kepemimpinan Soeharto. Pasalnya, pada saat itu, Golkar menjadi sebuah gugusan politik yang memiliki kekuasaan penuh sehingga jarang ada media massa yang berani mengkritik penguasa saat itu.
"Ical keliru. Golkar masa lalu bukan parpol, tetapi gugusan fungsional politik yang sengaja diciptakan ABRI, tentara, Pak Harto, dan cukong. Sekarang kan (Golkar) parpol, apalagi yang harus dibanggakan (dari Orde Baru)?” katanya.
Seperti diberitakan, Partai Golkar belakangan ini mulai menyinggung soal kejayaan Orde Baru. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical bahkan meminta kader Partai Golkar sekaligus anggota organisasi massa yang berafiliasi di dalamnya untuk tidak malu mengakui kalau Partai Golkar berjaya pada era Orde Baru. Ical meminta mereka untuk bangga dengan masa kepemimpinan Soeharto.
"Kalau ada orang tanya, Anda Orde Baru? Jawab 'ya'," kata Ical saat berpidato di acara Pelantikan Pengurus Kosgoro 1957 di Kantor DPP Golkar di Jakarta, Senin (10/2/2014) malam.
Salah satu bukti bahwa zaman Orde Baru adalah zaman yang positif, ucap Ical, adalah munculnya baju dan stiker Soeharto dengan tulisan "Enak Jamanku To?" Menurutnya, baju dan stiker tersebut adalah bukti kerinduan masyarakat terhadap sosok Soeharto dan Partai Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.