Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

19 Tokoh Ini Ditantang Maju Jadi Calon Presiden

Kompas.com - 12/02/2014, 17:06 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Komunike Bersama Peduli Indonesia (KBPI) menantang 19 tokoh untuk maju sebagai calon presiden Republik Indonesia selanjutnya. KBPI sendiri terdiri dari sejumlah aktivis dan pengamat politik, seperti Komarudin Hidayat, Ikrar Nusa Bhakti, Jusuf Wanandi, dan Hamdi Muluk. Untuk mendapatkan nama 19 tokoh tersebut, dilakukan sebuah diskusi dengan menggunakan metode brainstorming.

"Jadi kita berkumpul, tiap orang bisa usul nama berapa saja, setelah itu baru kita seleksi. Yang tidak lolos seleksi, langsung kita coret. Jadi brainstorming seperti itu saja," kata Hamdi saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (12/2/2014) sore.

Seleksi dilakukan berdasarkan empat aspek. Pertama, tokoh tersebut harus memiliki integritas yang baik, dalam arti tidak terlibat dalam kasus hukum, khususnya korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kedua, tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Ketiga, dia mampu menginspirasi orang banyak. Terakhir, dia harus mempunyai prestasi atau rekam jejak yang mengesankan. Siapa saja tokoh tersebut?

Dari latar belakang birokrat atau kepala daerah, muncul lima nama. Mereka adalah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Bojonegoro Suyoto, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih.

Dari latar belakang CEO, ada delapan nama yang ditantang. Mereka adalah Founder Mayapada Group Tahir, CEO Kompas Gramedia Agung Prasetyo, CEO Trans Corp Chairul Tanjung, mantan CEO IBM Asia Pasifik Beti Alisyahbana, CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar, CEO PT Kereta Api Indonesia Ignatius Johan, CEO Garuda Food Sudhamex, dan Direksi World Bank Sri Mulyani.

Selanjutnya, dari latar belakang pegiat sosial ada tiga nama. Mereka adalah Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, wirausaha sosial Tri Mumpuni, dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Prawansa.

Terakhir, dari kalangan intelektual atau akademisi juga muncul tiga nama. Mereka adalah Imam Prasodjo, Faisal Basri, dan Onno Purbo.

Hamdi mengatakan, KBPI telah mengirimkan surat secara langsung kepada 19 tokoh tersebut. "Intinya kita sudah berusaha untuk mendorong mereka. Masalah mereka mau atau enggak, ya terserah mereka," pungkas Hamdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com