Suryadharma menilai demokrasi di Indonesia tidak bisa lepas dari pondasi agama. Dia tidak menginginkan Indonesia seperti Perancis yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
"Agama harus dijadikan pondasi kekuasaan, agar suara rakyat betul-betul menjadi suara Tuhan. Agar demokrasi bukan sepakat menuju kesesatan, sebagaimana dipertontonkan negara semisal Perancis setahun silam, yang DPR-nya mengesahkan undang-undang pernikahan sesama jenis. Na'udzu billah min dzalik," ujar Suryadharma dalam pidato politik di HUT PPP ke-41 di Bandung, Minggu (9/2/2014).
Dia pun berpendapat pemilu 2014 akan menjadi ajang pembuktian bagi partainya. PPP, sebutnya bisa saja bangkit menjadi bagian dari masa depan atau terpuruk dan menjadi bagian dari masa lalu.
"Pemilu 9 April mendatang menjadi ajang pembuktian apakah PPP adalah partai masa lalu atau masa depan," katanya.
Menteri Agama RI ini pun mengingatkan bahwa sudah menjadi kewajiban setiap kader PPP untuk menjadikan sejarah 41 tahun sebagai modal pembelajaran, ormas pendiri partai sebagai jangkar kekuatan, dan ideologi Islam rahmat bagi semesta alam. Seperti seharusnya partai politik, Suryadharma menyebut PPP didirikan untuk meraih kekuasaan.
"Kekuasaan itu bukan untuk memakmurkan diri sendiri, melainkan likhilafatin nubuwwah wa siyasatid dun-ya. Kekuasaan menurut Imam Al Mawardi dalam Al Ahkam As-Sulthaniyah adalah untuk melanjutkan misi kenabian yaitu memperbaiki akhlak dan juga menjaga agama," tutur Suryadharma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.