Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2014, 15:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Sebanyak 26 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak pendeklarasian calon presiden tunggal dalam forum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II di Bandung, Jawa Barat. Mayoritas DPW ini pun mengajukan usulan sembilan nama bakal capres PPP.

"Kami tetap ajukan sembilan nama yang diusulkan untuk bisa menjadi pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat untuk rapat menentukan siapa yang jadi capres. Penentuan diharapkan setelah pemilihan legislatif sehingga kita tahu kekuatan PPP ajukan capres bagaimana," ujar Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara di sela-sela acara Mukernas II PPP, Sabtu (8/2/2014).

Sekretaris DPW PPP Sulawesi Selatan, Muhammad Aras, menuturkan, selama ini PPP memang selalu mengutamakan tokoh terbaiknya maju dalam pemilihan presiden. "Tetapi kami tidak bisa kesampingkan pandangan dari luar partai yang lebih mengidolakan orang-orang yang sembilan orang ini," tutur Aras.

Adapun sembilan nama yang resmi diusulkan 26 DPW adalah: 1) Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, 2) Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, 3) Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, 4) Panglima TNI Jenderal Moeldoko, 5) Bupati Kutai Timur Isran Noor, 6) Ketua Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru Yenny Wahid, 7) Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, 8) Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddique, 9) Politisi Partai Kebangkitan Bangsa, Khofifah Indar Parawansa.

Sebelumnya, sempat muncul nama Mahfud MD, Anies Baswedan, dan Rhoma Irama. Namun, nama-nama itu akhirnya dicoret dari usulan 26 DPW itu.

Mukernas II PPP digelar di Bandung, Jawa Barat, mulai Jumat kemarin dan akan berakhir Minggu besok. Mukernas itu untuk membahas soal kesiapan kader PPP dalam menghadapi pemilihan legislatif dan mendengarkan pandangan daerah soal pencapresan.

Rencananya, pada hari terakhir, PPP akan mendeklarasikan capresnya bersamaan dengan peringatan hari lahir PPP ke-41. Akan tetapi, dengan adanya penolakan 26 DPW PPP itu, pendeklarasian terancam batal. Padahal sebelum Mukernas dilaksanakan, nama Suryadharma Ali santer dikabarkan menjadi bakal kuat capres PPP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com