Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Kandidat Capres PKS, Aher Tak Akan Mundur sebagai Gubernur

Kompas.com - 02/02/2014, 12:47 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan atau yang akrab disapa Aher telah ditetapkan sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, Aher mengaku belum berniat mundur dari jabatannya atau mengikuti langkah Gita Wirjawan yang mundur sebagai Menteri Perdagangan karena menjadi peserta konvensi capres Partai Demokrat. 

"Saya kira tidak harus (mundur dari Gubernur Jabar). Sebab tidak akan mengganggu. Insya Allah saya pertanggungjawabkan tugas ini untuk tidak mengganggu apapun tugas saya  sebagai Gubernur,"kata Aher di kantor DPP PKS, Minggu (2/2/2014).

Aher mengatakan, akan berusaha membagi waktu agar tidak mengganggu kinerjanya sebagai pemimpin daerah. Di luar masa kerjanya sebagai Gubernur, Aher berencana melakukan dialog langsung dengan berbagai lapisan masyarakat."Saya pikir tidak menganggu. Saya bisa membagi waktu dengan baik. Pada hari kerja saya tentu harus bekerja. Pada saat di luar hari kerja, tentu kita bisa melakukan dialog publik, komunikasi dengan berbagai pihak," katanya.

Menurut Aher, menjadi kandidat capres PKS merupakan amanah yang diberikan partainya. Sebab ia mengaku tidak pernah mengajukan diri untuk menjadi capres. Namun ternyata namanya masuk dalam tiga besar sebagai kandidat capres berdasarkan hasil pemilihan raya (pemira) PKS. Aher pun mengaku percaya diri dan memastikan ada masyarakat Jabar yang mendukungnya.

"Ya, pasti ada lah (dukung Aher). Karena tentu saya sudah periode kedua di Jawa Barat. Kemudian Jawa Barat sebagai etnis terbesar kedua di Indonesia. Kalau ada kerinduan bahwa kenapa, sih orang nasional tidak dari Jawa Barat? Itu kan ada suara-suara seperti itu," paparnya.

Setelah ini, Aher pun akan menjalani uji publik bersama dua kandidat capres PKS lainnya yaitu Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta. Dari hasil uji publik itu, PKS akan mengusung seorang capresnya. Menurut Aher, dengan adanya tiga kandidat capres tidak akan membuat suara PKS terpecah."Di PKS kalau sudah ada keputusan Insya allah tidak. Apalagi para kader yang tercatat punya kartu anggota Insya Allah tidak ada kata tidak sepakat pasti kata sepakat. Tentu yang harus diyakinkan uji publik pada masyarakat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Syuro PKS melalui rapat musyawarah ke 11 menentukan tiga kandidat capres. Penentuan itu berdasarkan hasil Pemira PKS yang dilakukan pada akhir November 2013 lalu oleh masing-masing Dewan Pimpinan Wilayah di 33 provinsi. Dalam pemira itu, perolehan suara Hidayat Nur Wahid mengalahkan empat kandidat kuat lainnya, yakni Anis Matta, Aher, Tifatul Sembiring, dan Nur Mahmudi Ismail. Hidayat memperoleh 18,34 persen suara, Anis Matta 17,46 persen, Ahmad Heryawan 16,69 persen, Tifatul 11,5 persen, dan Nur Mahmudi 7,41 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com