Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Klaim Kurikulum 2013 Berlaku di Kabinet Selanjutnya

Kompas.com - 14/01/2014, 17:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengklaim kurikulum 2013 akan terus berlaku di kabinet selanjutnya. Saat ini pihaknya tengah merumuskan anggaran dan aturan hukum agar pelaksanaannya dapat sah secara konstitusi.

Menurut Nuh, sedikitnya ada tiga alasan yang menjamin kurikulum 2013 tetap akan berlaku setelah kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir di tahun ini.

Alasan pertama adalah kepastian dari sisi intelektualitas. Berdasarkan hasil sensus, konsep kurikulum ini dapat diterima dan menunjukkan hasil yang cukup positif.

"Kepastian dari sisi intelektual atau rasionalitas dari kurikulum itu sendiri. Kalau rasionalitas bisa dipegang, masuk akal, maka pemerintahan berikutnya akan meneruskan," kata Nuh, di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Selasa (14/1/2014).

Mengenai anggaran, kata Nuh, pemerintahan saat ini masih memiliki wewenang menyusun anggaran pendidikan untuk tahun 2015. Dengan demikian, meski pemerintahan Presiden SBY berakhir, tapi tanggung jawab penggunaan anggaran masih merujuk pada pemerintahan yang menyusun di sebelumnya.

Dari sisi kebijakan, Nuh menuturkan akan segera terbit Peraturan Pemerintah untuk menguatkan implementasi kurikulum 2013 dari sisi legitimasi. PP tersebut akan menjaga keberlanjutan pelaksanaan kurikulum 2013 di tahun-tahun selanjutnya. Dari situ kami pastikan kurikulum ini masih hidup dan eksis," pungkasnya.

Untuk diketahui, kurikulum 2013 telah diimplementasikan secara terbatas dan bertahap di tahun 2013. Implementasi ini dilakukan di ribuan sekolah, di sejumlah daerah.

Untuk 2014, implementasi kurikulum 2013 akan dilakukan bertahap mulai pekan kedua di bulan Juli. Capaiannya lebih luas dengan melibatkan 208.000 sekolah di semua jenjang, dengan 31 juta siswa, dan 1,3 guru, kepala sekolah, serta pengawas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com