Boy Rafli Amar juga memberikan keterangan yang berbeda bahwa dua orang dilumpuhkan karena berusaha melarikan diri menggunakan motor Honda Supra B 6516 PGE.
Keempat, beberapa saat setelah penembakan Hidayat, warga berkerumun di lokasi kejadian yang terletak sekitar 200 meter dari rumah yang digerebek. Saat bersamaan, tim Densus menggerebek rumah yang dihuni oleh terduga teroris lainnya.
Rumah terduga berada di depan sebuah mushala, hanya berjarak tiga meter. Di depan rumah terdapat tanah lapang ukuran tiga meter. Rumah tersebut terletak di antara rumah penduduk yang lain, hanya dipisahkan oleh gang kecil. Di belakang rumah, dan samping kiri, terdapat sedikit semak-semak, sementara sebelah kanan tanah kosong.
Dilihat dari posisi rumah, kontak tembak kemungkinan besar terjadi dalam jarak dekat, antara 5 dan 10 meter. Jika benar terjadi kontak senjata sebagaimana disampaikan oleh polisi, maka ada bangunan-bangunan di depan rumah yang terkena tembakan peluru milik terduga teroris.
Namun, sejauh ini tidak ada bekas peluru di bangunan mushala atau rumah warga yang berada di depan rumah terduga. Selain itu, hanya rumah terduga yang ditutup dengan terpal dan garis polisi,sementara lokasi sekitar mushala dan rumah warga tidak diberi garis tersebut. Warga juga dapat mondar-mandir di gang yang berjarak dua atau tiga meter dari rumah terduga.
Klaim bahwa terjadi baku tembak selama 10 jam patut dipertanyakan. Kontras menduga, rumah terduga teroris dikepung dan diberondong peluru serta bom dalam tempo yang cepat. Setelah itu, suara letusan senjata api hanya akal-akalan untuk menciptakan suasana mencekam.
Kelima, keterangan Komisioner Kompolnas Syafriadi Cut Ali yang mengatakan bahwa terduga melempar dua bom keluar, satu meledak, dan satu tidak. Ada pula keterangan Boy Rafli Amar yang mengatakan temuan enam bom rakitan di dalam rumah, dan satu ditemukan sudah meledak. Pernyataan tersebut kontradiktif.
Jika mengacu ke pernyataan Syafriadi, maka artinya ada bekas ledakan bom di luar rumah, ada bangunan yang rusak, dan tentunya ada aparat yang terkena serpihan bom.
Namun sebagaimana diuraikan pada butir keempat, tidak ada lokasi di luar rumah yang rusak dan dipasangi garis polisi.
Sementara itu, pernyataan Boy Rafli bahwa ada bom meledak di dalam rumah makin memperdalam kebingungan publik. Sebab, jika satu bom meledak di dalam rumah, maka rumah tersebut pasti rata dengan tanah, dan orang-orang di dalamnya hancur. Sejauh ini, rumah terduga teroris hanya terlihat bolong di atap dan terdapat beberapa bekas peluru di dinding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.