Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2013, 07:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis

Sampai akhir tahun 2013, konvensi belum mampu mendongkrak elektabilitas Demokrat. Bahkan ada yang mengatakan konvensi seperti mobil derek yang terancam mogok.

Kompas.com/ SABRINA ASRIL Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam acara penutupan Rapimnas V Partai Golkar, di Hotel JS Luwansa, Sabtu (23/11/2013)
Ical, Prabowo, Hatta Rajasa, Suyadharma Ali

Partai lain bukan tak bergerak. Sejumlah partai mengaku telah merancang strategi koalisi sejak dini. 

Golkar sudah lebih dulu deklarasi akan mengusung Aburizal "Ical" Bakrie, Prabowo Subianto menjadi bakal capres dari Gerindra, dan Hatta Rajasa diusulkan maju sebagai capres oleh partainya, Partai Amanat Nasional (PAN). Tak ketinggalan, partai Islam juga mulai menawarkan tokoh-tokohnya pada masyarakat.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memberi sinyal akan mengusung Suryadharma Ali yang mengklaim mendapat dukungan dari 20 DPW PPP. Keputusan pastinya akan ditetapkan melalui forum Rapat Pimpinan Nasional PPP yang rencananya dilaksanakan pada pekan ketiga Januari tahun depan.

Begitu juga dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Setelah hampir sepanjang tahun digempur dengan kasus dugaan korupsi impor daging yang menjerat Presiden PKS (sekarang mantan) Luthfi Hasan Ishaaq, partai ini mencoba bangkit mengembalikan kepercayaan publik melalui Pemilu Raya. Hasilnya, mencuat nama Presiden PKS saat ini Anis Matta dan Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid sebagai dua tokoh favorit yang dipilih kader PKS untuk diusung menjadi bakal calon presiden.

KOMPAS.COM/Sandro Gatra Rhoma Irama
Jusuf Kalla, Mahfud MD hingga Rhoma Irama

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga tak mau ketinggalan. Mereka mulai mewacanakan tiga nama yang dibidik menjadi bakal capresnya. Mereka adalah, mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla; mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, dan raja dangdut Rhoma Irama. Nama yang terakhir cukup mengundang tanda tanya. Mengapa PKB berani mencuatkan nama Rhoma sebagai bakal capresnya? Ada pengamat yang menilai, hal ini hanya untuk mendongkrak pemberitaan terkait PKB. Entahlah. Yang jelas, pasti jadi bagian dari salah satu strategi politik partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu.

Joko Widodo

Dari semua nama di atas, nama kader PDI Perjuangan yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, paling fenomenal. Baru setahunan menjabat Gubernur DKI, namanya sudah digadang-gadang "naik kelas" menjadi calon presiden. Survei sejumlah lembaga menempatkannya sebagai kandidat capres terpopuler dan berpotensi meraup elektabilitas tinggi. 

KOMPAS.COM/ M Wismabrata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, saat berada di UMS, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Namun, PDI Perjuangan tak mau gegabah. Wacana untuk segera mendeklarasikan Jokowi tak disambut begitu saja. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini memilih menunggu hasil Pemilu legislatif pada April 2014. Keputusan soal pencapresan sepenuhnya menjadi kewenangan Megawati. Sejumlah skenario yang sempat tercetus adalah, kembali mengusung Megawati dan menduetkannya dengan Jokowi. Skenario lain, Jokowi diusung sebagai capres dengan cawapres dari internal atau koalisi dengan partai politik lain.

Anggap saja geliat yang terjadi sepanjang tahun ini sebagai pemanasan. Tak ada yang mutlak dalam politik. Segala sesuatu bisa saja berubah. Dan yang pasti, semuanya tergantung Anda, pemilik suara.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com