Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ratu Atut Sejahterakan Banten?

Kompas.com - 11/10/2013, 18:22 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengajar ekonomi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Dahnil Anzar Simajuntak, berpendapat bahwa Pemerintah Provinsi Banten di bawah pemerintahan Ratu Atut Chosiyah "memainkan" akrobatik angka terkait kondisi makro-ekonomi Banten.

"Persentase angka pengangguran misalnya, itu tidak dibagi dengan angkatan kerja, tapi malah dibagi dengan jumlah penduduk," jelas Dahnil di kantor Indonesia Coruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Dahnil juga menguraikan indikator-indikator makro ekonomi lainnya, seperti angka pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pajak. Menurutnya, angka-angka tersebut berkebalikan dengan kondisi sosial ekonomi riil masyarakat. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memberikan kesan bahwa Banten di bawah pemerintahan Atut sukses dalam melakukan pembangunan.

"Angka pertumbuhan ekonomi Banten okelah di atas 6 persen. Tetapi, sebanyak 68 persennya disumbang Tangerang. Wilayah selatan itu kecil (sumbangannya). Penerimaan pajak juga begitu, 65 persen dikontribusikan Tangerang," tuturnya.

Kesalahan utama yang menyebabkan kondisi Banten tidak mengalami kemajuan secara signifikan, kata Dahnil, adalah Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (APBD) Banten yang dibajak oleh kroni dinasti Atut.

Kroni dinasti ini sebagian besar tidak memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur yang berguna bagi masyarakat. Sebanyak 62 persen jalan di Banten, kata Danhil, rusak.

"Jadi ibaratnya shalat subuh enggak dikerjakan, shalat dhuha dikerjain. Yang primer diabaikan yang sekunder yang mendatangkan keuntungan banyak malah dikerjakan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com