Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurita Bisnis Dinasti Atut Cengkeram Banten...

Kompas.com - 11/10/2013, 16:44 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Transparansi Banten melakukan penelusuran jejak bisnis milik dinasti Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang memenangkan proyek-proyek milik pemerintah.

Diketahui, sebanyak 10 perusahaan yang dimiliki langsung keluarga Atut dan 24 perusahaan yang dimiliki kroni Atut memenangkan proyek senilai Rp 1,148 triliun dalam kurun waktu 2011-2013.

Angka ini terdiri dari 52 proyek dengan total nilai proyek sebesar Rp 723 miliar dari Kementerian PU dan Pemprov Banten, 110 proyek senilai Rp 346 miliar dari Pemprov Banten, dan 13 proyek dari Kementerian PU.

"Ini baru tracking (penelusuran) awal di Kementerian PU (Pekerjaan Umum) dan Pemprov Banten. Jadi belum dievaluasi apakah anggaran itu di-mark-up dan lain sebagainya," tutur Koordinator Divisi Politik Anggaran, Firdaus Ilyas, di kantor ICW, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Kesepuluh perusahaan yang dimiliki keluarga Atut adalah:
1. PT Sinar Ciomas Wahana Putra
2. PT Ginding Mas Wahana Nusa
3. PT Unifikasi Profesional Media Consultant
4. PT Profesional Indonesia Lantera Raga (Ratu Atut dan adiknya, Ratu Tatu)
5. PT Pelayaran Sinar Ciomas Pratama
6. PT Ratu Hotel
7. PT Putra Perdana Jaya (anak Atut, Andika Hazrumy)
8. PT Balipacific Pragama
9. PT Buana Wardana Utama (adik Atut, Tubagus Chaery Wardana)
10. PT Andika Pradana Utama

"ICW menduga adanya permainan dalam pemenangan proyek layaknya arisan keluarga," katanya.

Menurut Firdaus, pemenangan proyek yang dilakukan dengan penuh unsur nepotisme tersebut tidak sebanding dengan pembangunan infrastruktur di Provinsi Banten. ICW, katanya, akan menelusuri lebih lanjut proyek-proyek yang dikuasai keluarga Atut itu dari instansi-instansi pemerintahan, baik di pusat maupun daerah.

Ia juga berharap KPK bisa menelusuri aset-aset yang dimiliki tersebut dan memastikan apakah aset-aset tersebut merupakan hasil korupsi atau bukan.

"Tertangkapnya Wawan saya harap bisa menjadi eskalator bagi KPK untuk mengungkap korupsi di Banten," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com