”Makin lama, negara kita makin parah karena koruptor semakin banyak. Pemerintah sekarang pun enggak bisa diharapkan lagi,” kata Sitepu (61), juru foto keliling saat ditemui di pelataran Tugu Monas, Sabtu (5/10/2013).
Juru foto di kawasan Monas sejak 1978 ini mengaku miris terhadap perilaku pejabat pemerintah yang tidak pernah jera melakukan korupsi.
”Mereka itu punya banyak titel, tetapi kenapa masih suka makan uang rakyat? Apa lagi sih yang kurang? Gaji mereka kan besar,” ujarnya.
”Ini parah, belum setahun jadi Ketua MK sudah korupsi,” katanya. Akil terpilih menjadi Ketua MK pada April 2013, menggantikan Mahfud MD.
Mohammad Romli (36), penjaja minuman di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, saat ditanya soal kasus suap yang menjerat Akil Mochtar, raut mukanya juga langsung muram. ”Bosan dengar orang besar yang terus kena korupsi. Tidak ada tobatnya,” ujar pria beranak dua itu.
Romli mengetahui posisi strategis Ketua MK sebagai benteng terakhir pengawal konstitusi dan keadilan.
”Dia, kan, yang putuskan perkara-perkara pilkada. Kalau pemimpinnya saja caranya sudah kotor, apa yang akan didapat rakyat kecil macam kami ini?” kata Romli.
Untuk itu, dia berharap Akil dihukum seberat-beratnya.
”Uang korupsi yang bermiliaran itu dibagi saja kepada rakyat kecil seperti kami ini,” katanya.
Menghukum berat Akil dan koruptor lainnya juga diutarakan Rotin (38), pedagang bakso di kawasan Monas, dan Jono (50), pemilik warteg di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
”Harapan saya sebagai rakyat kecil, ya tegakkan hukum. Jangan sampai dia tertawa, padahal dia sudah curi uang masyarakat,” ujar Jono. (K01/K08)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.