Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amien Rais: Jangan Mau Kalah dengan Jokowi

Kompas.com - 27/09/2013, 17:06 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Setelah komentarnya tentang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan popularitasnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais malah meminta kader-kader PAN untuk meniru hobi mantan Wali Kota Surakarta itu. Dalam kegiatan silaturahim kader PAN Provinsi Kepulauan Riau dengan Ketua MPP DPP PAN Amien Rais, Jumat (27/9/2013) siang di Rumah PAN, ia mengimbau agar kader-kadernya meniru kegemaran Jokowi turun langsung ke lapangan untuk bertemu masyarakat ketimbang memajang foto besar-besaran di jalan.

"Jadi Anda harus bisa keluar masuk kampung, ke tengah masyarakat. Bisa ke masjid atau ke pabrik sana, Anda datang lalu shake hand (bersalaman) itu lebih cespleng. Gambar di tengah jalan itu paling cuma bisa memikat delapan persen. Jokowi karena blusukan itu makanya terkenal banget. Ada masyarakat yang merasa merinding gubernur mau blusukan, padahal biasa saja. Tapi karena turun, melambung, akhirnya merebut hati rakyat. Jadi jangan kalah dengan Jokowi," ungkap Amien Rais.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi, menjawab pertanyaan wartawan saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Palmerah, Jakarta, Sabtu (31/3/2012).

Langkah turun ke lapangan dan menemui masyarakat secara langsung, lanjutnya, juga terjadi di negara lain. Oleh karena itu, menurutnya, tidak boleh ada waktu kosong bagi kader PAN tanpa kampanye bagi partai.

"Kalau dapat kursi ya itu kehendak dari sana. Kalaupun tidak, kita sudah sumbang suara untuk partai kita," tegasnya.

Amien merasakan dan berharap pada pemilu nanti PAN mampu meninggalkan posisi partai nomor lima yang sudah diduduki tiga tahun berkali-kali di tingkat nasional. Bahkan ia yakin PAN bisa menjangkau perolehan suara di atas 10 persen.

"Kita tinggal menambah separuh lagi, sekitar 10,5 hingga 11 persen. Mengingat sekarang ini aset partai sudah banyak, seperti kantor DPW, lalu kader yang punya jam terbang lumayan. Akumulasi pengalaman politik dan semangat, kami yakin double digit ada dalam jangkauan," katanya.

Ketika berada di posisi nomor lima selama ini, Amien mengatakan, PAN selalu dihadapkan sebagai pengikut, bukan sebagai lokomotif.

"Cuma jadi 'pak turut' atau 'bu turut' saja, ikut yang gede. Enggak enak rasanya, karena cuma jadi pengikut. Makanya, kita targetkan keluar dari posisi itu, di atas lima ya nomor empat. Syukur-syukur jadi nomor tiga. Ini juga bagian mendukung impian Mas Hatta (Hatta Rajasa)," tambahnya.

Menurut Amien, jika cuma mampu menjangkau persentase di bawah 10 persen, menurutnya, PAN belum bisa mengubah negara ini secara maksimal.

"Partai kalau baru 6 sampai 7 persen aduh, kalau ibaratnya mau mukul pun jab-jab eneng. Tapi kalau bisa 80 persen bisa knock down. Bagus kalau knock out. Kalau kecil, kita enggak punya political average," ujarnya.

Terakhir, Amien juga mengingatkan agar kadernya tidak terlalu fokus pada polling. Ia sendiri mengaku tidak lagi memercayai polling. Pasalnya, setiap kali pemilu, Amien mengatakan, PAN selalu berada di peringkat rendah di sejumlah survei. Padahal, menurutnya, pada kenyataannya PAN justru bisa mencapai perolehan suara dua sampai tiga kali lipat dari hasil polling.

"Tapi, bukan berarti kami meremehkan polling," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com