Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Rhoma Bukan Rival Saya...

Kompas.com - 20/09/2013, 06:33 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum menentukan siapa bakal calon presidennya yang akan diusung di Pemilihan Umum Presiden 2014. Meski begitu, ada dua nama yang kerap dikaitkan dengan partai tersebut ketika bicara soal calon presiden. Dua nama itu adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD; dan raja dangdut Rhoma Irama.

Dukungan dari internal PKB pun seakan terpecah untuk kedua figur tersebut. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sempat melontarkan bahwa Rhoma dinilai lebih pas menjadi capres PKB. Ini lantaran, kata Muhaimin, Rhoma sudah lebih dulu memulai sosialisasi.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Abdul Malik Haramain beranggapan bahwa partainya lebih baik mengusung Mahfud. Alasannya, Mahfud dipercaya mampu mendongkrak elektabilitas partai.

Saat berkunjung ke redaksi Kompas.com, Kamis (19/9/2013), Mahfud berulang kali menyampaikan hasratnya untuk dapat diusung menjadi capres dari PKB. "(Bagi saya) PKB adalah rumah politik dan titik berangkat yang tepat (untuk menjadi RI-1)," aku dia.

Akan tetapi, Mahfud pun buru-buru menambahkan bahwa figur lain tetap harus mendapat peluang untuk diusung, termasuk Rhoma.

Mahfud mengusulkan PKB membuka kesempatan yang sama pada figur lain yang potensial untuk diusung sebagai capres dan mampu membesarkan nama PKB. "Semua segmen ditarik dulu, baru nanti akan dibicarakan secara terhormat," kata dia.

Lalu, apa pendapat Mahfud soal figur Rhoma? "Rhoma bukan rival saya, (dia) kawan baik saya, yang sama-sama besarkan PKB," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, PKB juga perlu menjalin komunikasi politik yang baik dengan partai-partai lain. Tujuannya menyiapkan PKB menghadapi dinamika yang terjadi.

Kebutuhan berkoalisi yang kemungkinan tak terhindarkan pada Pemilu 2014, menurut Mahfud, termasuk dinamika yang harus diantisipasi sejak dini. "(Soal) koalisi, PKB harus menjadi yang terbesar, (tapi) semua kemungkinan dalam politik harus dibuka," tekannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com