Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bantu Sosialisasi Partisipasi Pemilu

Kompas.com - 26/08/2013, 15:06 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi meminta semua pemangku kepentingan pemilu ikut mendorong partisipasi warga dalam menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014. Kemendagri akan membantu menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu. Pemerintah daerah juga diminta mengalokasikan anggaran untuk mendukung pemilu.

“Bersama dengan aparat penyelenggara pemilu, terutama KPU, untuk memberikan partisipasinya. Apa yang diperlukan. Misalnya sosialiasi. Kami memberikan dukungan di tingkat nasional. Pemda untuk mengatur, misalnya anggaran, apa dukungan yang diberikan Pemda,” ujar Gamawan, seusai membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dalam Rangka Persiapan Pelaksanaan Pemilu 2014, Senin (26/8/2013), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Ia mengatakan, penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk sosialisasi pemilu dapat disalurkan untuk produksi spanduk, baliho, atau banner. Hanya, kata dia, peran itu harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.

“Bisa (menggunakan APBD). Itu kan termasuk upaya sosialisasi. Tapi, harus koordinasi dengan KPU dulu. Jangan sampai dianggap nanti pemerintah intervensi. Koordinasi dan sinkronisasi itu sangat perlu, sinergi antara pemda dan penyelenggara pemilu,” ujar Gamawan.

Ia menegaskan, TNI dan Polri juga harus dilibatkan dalam penyelenggaraan pemilu. Pelibatan itu, katanya, dalam hal pengamanan kampanye, pendistribusian dan pengamanan perlengkapan suara. Gamawan menyayangkan partisipasi pemilih dalam pemilu semakin turun setiap penyelenggaraan pemilu.

“Terjadi penurunan partisipasi masyarakat setiap penyelenggaraan pemilu. Kami (para pemangku kepentingan penyelenggaraan pemilu) ingin angka partisipasi ini sehingga ada kecenderungan meningkat. Sinergi antara pemangku kepentingan penting untuk mengangkat itu,” ujar Gamawan.

Tetapi, dia mengatakan, belum ada kesimpulan yang pasti mengenai penyebab merosotnya kesadaran dan keinginan warga untuk menggunakan hak pilihnya. “Belum ada penelitian yang menjelaskan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, pada pemilu pertama Indonesia di era reformasi, yaitu Pemilu 1999, partisipasi pemilih mencapai 92,74 persen. Angka itu menurun pada Pemilu 2004 menjadi 84,07 persen. Pada Pemilu 2009, partisipasi terus merosot menjadi hanya 71 persen.

Fenomena turunnya partisipasi pemilih juga terjadi di pemilihan kepala daerah (pilkada). “Pada pilkada 2013 ini, tingkat partisipasi politik masyarakat berkisar antara 50 hingga 70 persen. Bahkan ada yang hanya 50 persen,” lanjut Gamawan.

Dia meminta semua pemangku kepentingan pemilu, mulai dari penyelenggara, pemerintah daerah, bahkan hingga TNI dan Polri ikut berpartisipasi meningkatkan demokratisasi pemilu. Dengan demikian, katanya, masyarakat bersedia menggunakan hak pilihnya tanpa tekanan.

“Sehingga dari Pemilu 2014 nanti, kita dapat menghasilkan wakil rakyat yang memiliki legitimasi yang kuat,” kata Gamawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com