Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Diskusi, Denny Indrayana Terima Kabar Ayahnya Meninggal

Kompas.com - 01/08/2013, 12:21 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kabar dukacita datang dari Wakil Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhuk dan HAM), Denny Indrayana. Ayah beliau, Asep Hidayat, meninggal dunia sekitar jam 10.30, Kamis (1/8/2013) di Pacet, Cianjur, Jawa Barat.  

Kabar tersebut datang saat Denny menjadi salah satu narasumber dalam diskusi bulanan bersama awak media di Kantor Kemenhuk dan HAM, Jakarta, dengan judul "Obral Remisi Koruptor No, PP 99 Yes". Meski sudah menerima kabar duka tersebut, Denny yang menjadi pembicara pertama dalam diskusi tersebut tetap berupaya menjelaskan materi tentang jawaban Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait permohonan uji materiil terhadap PP No 99/2013.

Namun, sebelum menyampaikan penjelasan tentang jawaban presiden, Denny mengatakan, dirinya hanya dapat menjelaskannya secara singkat.

"Saya tidak bisa lama. Jadi harus dipercepat (pemberian materinya) karena saya baru dapat berita bapak saya meninggal," ujar Denny dengan raut wajah sedih.

Setelah selesai memberikan penjelasan sekitar 10-15 menit dengan cepat, Denny langsung keluar dari ruang diskusi. Namun, dia juga sempat bersalaman dan mendapat pelukan belasungkawa dari para pembicara lainnya.

Diskusi tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen (Pol) Anang Iskandar, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi (PPATK) Muhammad Jusuf, Juru Bicara KPK Johan Budi SP, dan Pakar Hukum Universitas Indonesia Gandjar Laksamana.  

Berdasarkan informasi dari Humas Kemenhuk dan HAM, ayah Denny (60) tersebut meninggal dunia akibat sakit dan telah berusia tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com