Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Kapan Kita Makan Enak, Pak?”

Kompas.com - 29/07/2013, 11:58 WIB

Kesederhanaan menu sahur dan berbuka Enom bukan karena ia menghemat uang untuk dirinya dan keluarganya berlebaran, melainkan karena saat Ramadhan seperti ini, penumpang kapal penyeberangan Bakauheni-Merak dan sebaliknya berkurang. Akibatnya, penghasilannya juga berkurang. Pada hari biasa, dia bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 100.000 per hari, tetapi sekarang hanya sekitar Rp 30.000 per hari.

”Bagi saya, menu sahur dan berbuka itu yang penting ada nasinya. Saya hanya sesekali membeli kolak untuk menu tambahan buka puasa, saat pemasukan lebih dari Rp 40.000. Saya syukuri apa yang bisa saya santap itu,” ujar Enom.

Enom sudah berjualan di terminal kedatangan Pelabuhan Bakauheni sebelum matahari menampakkan diri. Lelaki itu baru pulang ke rumah setelah matahari terbenam, begitu dia menjalani aktivitasnya sejak tahun 1985. Ia bekerja banting tulang untuk bisa bertahan.

Serba terbatas

Berkurangnya jumlah penumpang kapal penyeberangan saat awal Ramadhan juga memaksa Sarnah (60), pedagang mi instan dan minuman kopi di Pelabuhan Bakauheni, berhemat, termasuk untuk sahur dan buka puasa. Tahu, tempe, atau kerupuk adalah lauk yang sehari-hari ia santap untuk sahur dan buka.

Tukang becak seperti Buhasim (60) di Muara Angke, Jakarta, dan Abas (36) di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, juga menjalani puasa dalam keterbatasan.

”Bisa buka puasa saja saya sudah bersyukur. Banyak teman saya tidak bisa buka puasa karena penghasilan tak cukup,” kata Buhasim.

Dengan penghasilan hanya Rp 30.000 per hari, Abas mengaku makin kewalahan mengatur pengeluaran keluarganya pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

”Tahun lalu, keluarga kami sesekali masih bisa menyantap daging ayam untuk buka puasa. Puasa tahun ini, kami tidak makan daging karena harganya melonjak setelah harga BBM subsidi naik,” ujar Abas.

Kaum papa itu menjadi potret kesederhanaan jutaan warga kelas bawah di Indonesia. Begitulah, dalam keterbatasan, mereka berusaha mensyukuri rezeki yang mereka dapatkan. Tanpa disadari, mereka telah menangkap makna puasa. (RWN/WER/K01/K06/K13)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com