Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis di Lapas Cipinang yang Pernah Diungkap Rahardi Ramelan

Kompas.com - 29/07/2013, 09:55 WIB
ING

Penulis


KOMPAS.com
 — Nama gembong narkoba Freddy Budiman kembali menjadi perhatian. Terpidana mati itu diduga mendapatkan fasilitas khusus selama mendekam di Lapas Narkotika Cipinang. Wanita yang mengaku sebagai teman dekatnya, Vanny Rossyanne, mengungkapkan, ada ruangan khusus yang digunakannya di Lapas bersama Freddy. Pengakuan Vanny ini pun mengakibatkan dicopotnya Kepala Lapas Narkotika, Thurman Hutapea.

Tak hanya seputar hubungannya dengan Freddy, Vanny juga menyebutkan, Freddy masih mengendalikan bisnisnya dari dalam Lapas. Tahun 2012 lalu, Freddy diketahui mendatangkan pil ekstasi dalam jumlah besar dari China. Ia masih bisa mengorganisasi penyelundupan 1.412.475 pil ekstasi dari China dan 400.000 ekstasi dari Belanda.

Dugaan bisnis yang dijalankan dari balik penjara mengingatkan pada kisah yang pernah diungkapkan oleh mantan narapidana kasus dana Bulog, Rahardi Ramelan, yang pernah mendekam di Lapas Cipinang. Pada tahun 2008 lalu, ia meluncurkan buku Cipinang Desa Tertinggal. Bisnis yang diungkapkan Rahardi dalam buku itu memang bukan bisnis besar seperti yang dioperasikan Freddy.

Tulisan ini juga pernah dimuat di Kompas.com pada Agustus 2008.

***

DJ seorang narapidana yang sudah lama menjadi Palkam (Kepala Kamar), menguasai perdagangan minyak tanah dan air minum, dan konon omset yang didapat sampai 15 juta setiap hari.

Selama dua tahun di LP Cipinang, selain menghidupi 2 orang istri dengan 5 orang anak, ia dapat membantu membiayai pembuatan rumah keluarganya di desa.

Diperkirakan seluruh omset perdagangan di LP Cipinang bisa mencapai Rp 100 juta setiap hari. Bisnis terbesar adalah penjualan rokok, karena bukan hanya melayani narapidana melainkan juga petugas dan pejabat.

Itulah cuplikan kisah yang dituangkan mantan narapidana kasus dana Bulog, Rahardi Ramelan dalam bukunya Cipinang Desa Tertinggal.

Mantan Kepala Bulog itu mengatakan, ia memang mengibaratkan Lapas Cipinang bak desa tertinggal. Mengapa?

"Ya karena di dalamnya enggak ada pendidikan, enggak ada apa-apalah, persis kaya desa tertinggal," kata Rahardi, Rabu (20/8/2008).

Kisah dalam buku setebal 190 halaman itu merupakan kisah pengalamannya saat menjalani masa hukuman sejak Agustus 2005 hingga September 2006. "Selama di LP saya malah gemuk, tambah berat 4 kilo karena enggak mikir apa-apa," lanjut dia.

Salah satu kisah yang cukup menarik diutarakannya adalah soal bisnis yang ada di dalam Lapas di bilangan Jakarta Timur itu. Deskripsi yang digambarkan Rahardi, hampir di semua blok hunian Lapas Cipinang yang lama terdapat berbagai warung yang menyediakan segala keperluan hidup layaknya sebuah supermarket.

Berbagai barang yang disediakan mulai dari makanan siap saji, mi instan, kopi, beras, dan terigu. Bahkan, sayuran segar dan kebutuhan seperti sikat gigi, sandal jepit, dan obat-obatan pun lengkap tersedia. Warung-warung ini tumbuh subur karena makanan napi yang disediakan Lapas dinilai kurang standar.

"Kualitas dan rasanya sangat menjemukan, tidak ada rasa selain asin," demikian tulis Rahardi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com