Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Capres, Jokowi: Udah, Cukup Yaa...

Kompas.com - 21/07/2013, 15:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wawancara soal capres tampaknya membuat Joko Widodo tak merasa nyaman. Gubernur DKI Jakarta itu memilih mengakhiri wawancara.

Hal ini terjadi saat wartawan mewawancarai Jokowi seusai dia menemui warga di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2013). Sambil tersenyum, Jokowi menjawab berbagai pertanyaan wartawan, mulai dari kegiatannya pada hari Minggu, rilis lembaga FITRA, hingga masalah corporate social responsibility (CSR). Ia pun kembali berkeliling Taman Suropati, dan wartawan mencoba bertanya hal lainnya kepada orang nomor satu di Ibu Kota itu.

Kemudian, ada wartawan yang bertanya terkait undangan buka bersama di Kemenpora. "Pak, nanti datang ke Kemenpora? Katanya ada Rhoma Irama. Kan lumayan capres ketemu capres, Pak. Momen langka," celetuk salah seorang wartawan kepada Jokowi.

Jokowi pun sontak tertawa mendengar candaan wartawan itu. Namun, tak ada kata yang meluncur dari bibirnya. Ketika disenggol pertanyaan terkait peluangnya maju capres di Pilpres 2014, langsung Jokowi menyelesaikan wawancara tersebut.

"Udah cukup, ya," kata Jokowi, seraya bangun dari bangku Taman Suropati.

Jokowi memang sedang menjadi primadona di berbagai survei kandidat capres 2014. Jokowi hampir selalu mengungguli deretan tokoh politik nasional, bahkan yang jauh lebih senior.

Apabila ditanyakan tentang niatnya mencapres, Jawaban Jokowi selalu mengambang. Misalnya, ketika suatu saat ditanya apakah berminat menjadi calon presiden pada 2014, dia menjawab, "Jadi capres? Wong dari dulu nggak pernah mikirlah (soal itu)." Jawaban itu dia sampaikan saat ditanya di Balaikota Jakarta pada 28 Mei 2013.

Pada hari berikutnya, 29 Mei 2013, pertanyaan lain terkait topik yang sama diajukan kepada Jokowi. Dia disodori pertanyaan, siapa tokoh yang paling tepat mendampinginya. "Paling enak sih ya dipasangkan sama istri saya," seloroh Jokowi kala itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com