Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Jadi Cawapres? Itu Baru Maunya Yusril...

Kompas.com - 18/07/2013, 12:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Bulan Bintang (PBB) mewacanakan duet Ketua Dewan Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani sebagai pasangan calon presiden dan wakil Presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Namun, wacana duet yang disebut dengan "Yuan" ini ternyata belum dikomunikasikan ke PDI Perjuangan.

"Itu kan maunya Pak Yusril. Namanya orang mau, masa dipaksa-paksa (untuk tidak maju). Soal capres dan cawapres di PDI-P itu secara kepartaian merupakan wewenang Ibu Ketum (Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri). Jadi, wacana sebenarnya lebih kepada Ketum," ujar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto saat dihubungi Kamis (18/7/2013).

Bambang pun mengatakan partainya tidak membatasi diri terhadap partai-partai lain dalam berkoalisi meski PBB beraliran agamais, sementara PDI Perjuangan beraliran nasionalis.

"Kalau bicara soal kemungkinan di dalam politik, bisa terjadi apa pun. Tapi, lagi-lagi itu wewenang Ketum," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo juga mengaku belum bisa berkomentar terkait wacana yang digelontorkan PBB itu.

"Kami belum bisa memberi penjelasan atas keinginan PBB tersebut," ujar anggota Komisi I DPR ini.

Sebelumnya, Ketua Umum PBB MS Kaban mengatakan partainya membuka peluang untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan pada Pilpres 2014. Ia pun menyebutkan alternatif pasangan Yusril Ihza Mahendra dengan Puan Maharani.

"Ingat sejarah China, mata uang yuan yang bisa melawan dollar AS. Yuan itu Yusril dan Puan. Jadi, tidak apalah kalau PBB koalisi dengan PDI-P," kata Kaban pada acara Milad ke-15 PBB di Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Mengenai masih rendahnya elektabilitas Yusril di berbagai survei, menurutnya, hal itu karena Yusril belum gencar berkampanye. "Yang lain sudah muncul di TV. Menghabiskan uang yang banyak. Yusril belum ngapa-ngapain," kata mantan Menteri Kehutanan itu.

Yusril bersedia

Sementara itu, Yusril mengakui, berkoalisi dengan PDI Perjuangan menjadi opsi yang paling memungkinkan dibandingkan dengan sebelas partai lainnya.

"Pak Taufiq Kiemas berkali-kali bicara tentang Puan (dengan saya). Kami sudah janji bertemu, tapi Beliau sudah wafat," katanya.

Untuk menjajaki koalisi itu, menurut Yusril, partainya akan melakukan pembicaraan dengan PDI Perjuangan dalam waktu dekat. "Namun, ini semua tergantung Bu Mega, masih mau maju atau tidak," kata mantan Menteri Kehakiman ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com