Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuma di Urutan 5, Marzuki Pilih Banyak Berdoa

Kompas.com - 17/07/2013, 11:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku tak akan reaktif menyikapi hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) tentang tokoh yang diprediksi memenangi konvensi penjaringan calon presiden (capres) Partai Demokrat. Marzuki yang hanya duduk di peringkat kelima dalam survei itu memilih untuk menyerahkan pilihan kepada masyarakat.

"Saya tak mau komentar masalah survei, biarlah mengalir dan rakyat menilai. Perjalanan masih panjang sekali, banyak-banyak berdoa saja," kata Marzuki saat dihubungi, Rabu (17/7/2013).

Saat ditanya upaya yang akan dilakukan untuk mendongkrak elektabilitas dirinya dalam konvensi capres Partai Demokrat, Ketua DPR RI ini juga memilih untuk mengikuti irama. Ia menolak memaksakan hasil yang tinggi dan lebih memilih untuk melaksanakan amanah yang ada.

"Semuanya bisa terjadi, mengalir saja, melaksanakan amanah saja. Saya bukan tipikal ambisius," ujarnya.

Seperti diberitakan, berdasarkan hasil survei LSN, tokoh dari luar Partai Demokrat diprediksi akan mendominasi konvensi penjaringan calon presiden (capres) Partai Demokrat. Peneliti Utama LSN Dipa Pradipta mengungkapkan, jika konvensi Demokrat dilakukan secara terbuka dan melibatkan publik untuk menilai, tokoh dari luar partai seperti Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD akan mendominasi dan berpeluang menjadi pemenang.

LSN mencantumkan 14 nama dalam survei tersebut. Nama Jusuf Kalla, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD jauh mengungguli beberapa kandidat yang berasal dari internal Partai Demokrat. Dipa Pradipta mengatakan, faktor utama Jusuf Kalla, Dahlan, dan Mahfud berpeluang menjadi pemenang konvensi Demokrat karena partai ini mengalami krisis kepemimpinan.

Berikut ini elektabilitas tokoh calon kandidat konvensi capres Partai Demokrat berdasarkan survei LSN: Jusuf Kalla 21,2 persen, Dahlan Iskan 18,2 persen, Mahfud MD 14,3 persen, Ani Yudhoyono 7,1 persen, Marzuki Alie 4,3 persen, Gita Wirjawan 3,2 persen, Sri Mulyani 3,1 persen, Pramono Edi Wibowo 1,9 persen, Soekarwo 1,7 persen, Jero Wacik 1,4 persen, Djoko Suyanto 1,1 persen, Irman Gusman 0,9 persen, Syarif Hasan 0,7 persen, dan Hayono Isman 0,7 persen.

Survei LSN ini dilakukan pada 1 sampai 10 Mei 2013 di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun. Jumlah sampel sebesar 1.230 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multirandom sampling).

Survei ini memiliki margin of error sekitar 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan atau pedoman kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen perempuan. Hasil survei ini dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analisis dari sejumlah surat kabar nasional dan daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus 'Justice Collaborator'

LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus "Justice Collaborator"

Nasional
Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Nasional
Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Nasional
Ngadu ke DPR Gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Ngadu ke DPR Gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Nasional
Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Nasional
Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nasional
TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

Nasional
Ketua KPK Mengaku Tak Tahu Menahu Masalah Etik Nurul Ghufron dengan Pihak Kementan

Ketua KPK Mengaku Tak Tahu Menahu Masalah Etik Nurul Ghufron dengan Pihak Kementan

Nasional
Suara Tepuk Tangan Penuhi Ruang Sidang Tipikor Saat JK Sebut Semua BUMN Harus Dihukum

Suara Tepuk Tangan Penuhi Ruang Sidang Tipikor Saat JK Sebut Semua BUMN Harus Dihukum

Nasional
KPK Geledah Rumah Adik SYL di Makassar

KPK Geledah Rumah Adik SYL di Makassar

Nasional
Prabowo Mau Wujudkan Bahan Bakar B100, Menteri ESDM: Perlu Penelitian, Kita Baru B35

Prabowo Mau Wujudkan Bahan Bakar B100, Menteri ESDM: Perlu Penelitian, Kita Baru B35

Nasional
Kelakar Airlangga Saat Ditanya soal Duet Khofifah-Emil pada Pilkada Jatim...

Kelakar Airlangga Saat Ditanya soal Duet Khofifah-Emil pada Pilkada Jatim...

Nasional
Resmikan Media Center Kementerian KP, Menteri Trenggono: Disiapkan sebagai Bentuk Keterbukaan Informasi

Resmikan Media Center Kementerian KP, Menteri Trenggono: Disiapkan sebagai Bentuk Keterbukaan Informasi

Nasional
Bahlil Ingin Beri Izin Ormas Kelola Tambang, GP Ansor: Ide Bagus

Bahlil Ingin Beri Izin Ormas Kelola Tambang, GP Ansor: Ide Bagus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com