Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Kenaikan Harga BBM, Antrean Pengendara di Kolaka Mengular

Kompas.com - 20/06/2013, 14:16 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com - Rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah pusat juga membuat warga Kolaka, Sulawesi Tenggara panik. Mereka pun berbondong-bondong memborong BBM di SPBU. Kondisi itu mengakibatkan terjadi antrean panjang kendaraan hingga mengular.

Misalnya di SPBU Kolakaasi. Berdasarkan pantauan Kompas.com,antrean roda empat menutupi sebagian badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang. Situasi serupa juga terlihat di beberapa SPBU lainnya di Kolaka.

Rata-rata para pengantre yang panik dengan rencana kenaikan harga BBM membeli BBM dalam jumlah yang banyak sehingga bisa memenuhi sotk pemakaian selama beberapa hari.

“Kita isi memang pak karena sudah mau naik BBM, apalagi premium, dan memang luar biasa kepanikan warga," jelas Rahim, salah seorang warga Kolaka, Kamis (20/06/2013).

"Saya tadi sempat juga cerita-cerita dengan pengantre yang lain, dan kata mereka selagi ada kesempatan mereka ikut antre. Masalahnya kalau sudah naik pasti mahal harga di eceran, pak," katanya.

Nawir, warga lainnya yang mengantre BBM di SPBU Sabilambo mengatakan, mulai dari kemarin, kendaraan yang antre sangat banyak.

“Dulu itu yang banyak antre hanya mobil yang mau isi solar, tapi sekarang, biar yang mau isi bensin sudah banyak juga. Terlebih lagi sepeda motor yang luar biasa banyaknya. Memang ada kepanikan dari masyarakat Kolaka saat ini,” cetusnya.

Sementara itu beberapa pengelola SPBU di Kolaka mengaku sejak adanya rencana kenaikan harga BBM, pihak Depot Pertamina belum menambah pasokan. 

“Sampai saat ini belum ada penambahan bahan bakar, baik itu premium maupun solar. Kalau solar masih tetap 5.000 kiloliter per hari, sementara untuk premium masih 10.000 kiloliter per hari," ucap Ari, pengelola SPBU km 2 Kolaka.

Menurut Ari, solar dengan stok seperti itu hanya bisa dijual dalam waktu 3 sampai 4 jam. "Kalau premium bisa bertahan sampai malam hari,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com