Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat : PKS Permainkan Ketidaktegasan SBY

Kompas.com - 15/06/2013, 15:50 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai telah mempertontonkan etika politik yang tidak baik dengan tetap berada di barisan koalisi namun menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang menjadi keputusan Pemerintah.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Mercubuana Heri Budianto menilai PKS lebih baik secara jantan mengundurkan diri dari Sekretaris Gabungan Koalisi. Menurutnya, PKS telah melanggar aturan main Setgab.

"Yang kedua, saya kira cukup permainan politik yang dimainkan PKS. PKS mampu melakukan sebuah perubahan arus isu di wacana publik, dari isu sapi ke isu BBM," ujar Heri di Jakarta, Sabtu (15/6/2013).

Heri menilai, PKS akan membahayakan dirinya sendiri jika tidak keluar dari koalisi. Sikap PKS yang seolah bermain di dua kaki ini, katanya, dapat memunculkan persepsi negatif masyarakat. "Seharusnya hari ini, secara gentlemen PKS tidak perlu lagi menunggu sikap SBY agar keluar dari koalisi karena SBY tidak akan mengambil sikap tegas," tambahnya.

Heri juga menilai PKS sengaja mempermainkan ketidaktegasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggapnya tidak akan berani mengambil risiko mendepak PKS dari koalisi. "Saya pahami, PKS tahu betul sikap SBY yang tidak tegas dalam bersikap sehingga itu dimainkan PKS. SBY tidak akan mengambil tindakan tegas karena muatan politisnya terlalu tinggi," ucapnya.

Heri menduga SBY tidak mendepak tiga menteri PKS dari susunan kabinet karena mempertimbangkan kalau langkah itu justru akan menguntungkan PKS. Dengan dikeluarkan dari Koalisi, menurutnya, PKS akan tampak terzalimi sehingga dapat menuai simpati publik terhadap partai berbendera putih itu.

"Saya yakin PKS itu mempunyai hitung-hitungan politik. Ketidak tegasan SBY sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam Setgab itu yang dimainkan PKS," tuturnya.

Heri menambahkan, PKS sedianya keluar dari Koalisi jika ingin tetap mendapatkan dukungan masyarakat. "Lalu delapan bulan menjelang Pemilu menjadi partai oposisi, daripada bermain di dua kaki. Saya kira berkah tsunami piolitiknya jauh lebih besar daripada bermain di dua kaki," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com