JAKARTA, KOMPAS.com — Baru hitungan hari kepergian Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas, wacana soal siapa penggantinya sudah mulai muncul. Namun, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kwik Kian Gie berpendapat, soal pengganti Taufiq bukanlah persoalan.
"Karena justru PDI Perjuangan ini tidak ada dalam pemerintahan, mulai banyak kader-kader muda bermunculan yang sangat berpotensial," ujar Kwik, Minggu (9/6/2013). Tetapi, dia menolak menyebutkan siapa yang paling layak menggantikan Taufiq.
"Oh banyak sekali, nanti kalau saya sebut nama enggak enak sama yang enggak disebut," tepis Kwik saat diminta menyebutkan satu nama paling potensial. Tantangannya, sebut Kwik, sosok Taufiq "telanjur" dikenal sebagai sosok yang cerdas setiap kali menghadapi permasalahan sehingga jarang menemui kondisi buntu (deadlock).
Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Panda Nababan, menilai dua anak almarhum Taufiq Kiemas pantas menggantikan ketokohan ayahnya di PDI Perjuangan. Mereka adalah Mohammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
"Saya rasa semua anaknya cocok. Kalau untuk bidang politik, ada Nanan (Prananda) dan Puan. Mereka memang dibesarkan di dunia politik," ujar Panda seusai menghadiri pemakaman Taufiq Kiemas di TPU Kalibata, Minggu (9/6/2013). Puan saat ini menjadi anggota Komisi I DPR dan merupakan Ketua Fraksi PDI Perjuangan di Parlemen.
Sementara Prananda atau yang akrab disapa Nanan memang belum terlalu muncul ke publik. Meski menempati posisi strategis di internal partai, dia lebih banyak mendampingi ibundanya, Megawati Soekarnoputri, dan menyusun berbagai tulisan tentang gagasan Bung Karno.
Nama Nanan sempat mencuat untuk menjadi salah satu tokoh baru di PDI Perjuangan dalam Kongres III partai itu pada 2010 di Bali. Namun, Nanan memilih bekerja di balik layar.
Siapa pun yang akan menggantikan Taufiq Kiemas, Panda mengaku, kemampuan kedua anak mantan Ketua MPR itu tak perlu lagi diragukan. Panda pun menuturkan, sifat almarhum yang patut diteladani adalah cerdas dalam memetakan persoalan, tetapi tetap rendah hati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.