Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mobil Operasional KPU, Cerita Usang Bermuatan Politis"

Kompas.com - 04/06/2013, 14:25 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar tak mempermasalahkan adanya 24 mantan anggota atau komisioner Komisi Pemilihan Umum periode 1999-2001 yang belum mengembalikan mobil operasionalnya. Menurutnya, hal itu merupakan kabar usang yang sarat dengan kepentingan politik.

Agun menjelaskan, kabar mengenai mobil operasional itu telah mencuat lama sekali. Padahal, status mobil operasional itu sebenarnya telah dihibahkan kepada 24 anggota atau komisioner KPU di periode tersebut ditambah dengan sejumlah uang, meski di sisi lain proses pemberian secara resminya belum terselesaikan hingga kini.

"Berita itu sudah usang, sudah basi. Itu tendensi, itu muatan politik sekali," kata Agun, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Politisi Partai Golkar ini meminta komisioner KPU saat ini tidak asal berkomentar menyikapi masalah yang sebenarnya tidak dikuasai. Bahkan lebih jauh, menurutnya, orang-orang yang disebut belum mengembalikan mobil operasional itu bisa menuntut balik dengan tudingan pencemaran nama baik.

"Saya ada dokumennya. Itu komisioner KPU yang bilang, tidak tahu yang sebenarnya. Itu sudah lama. Jadi ini proses yang (harus) dituntaskan. Tidak ada masalah dan muatan politis sekali," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 24 mantan anggota atau komisioner KPU periode 1999-2001 masih belum mengembalikan mobil operasional yang diterimanya. Kepala Biro Logistik KPU Boradi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menarik mobil-mobil dinas tersebut. Namun, oleh BPK, KPU disarankan untuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam mengambil mobil-mobil itu, terlebih jika ada mobil yang dijual atau digelapkan. Pasalnya, tindakan para mantan komisioner tersebut dinilai sebagai upaya penggelapan aset negara. Boradi menyatakan pula bahwa para eks anggota itu kebanyakan adalah wakil partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com