Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Rekening Gendut, Aiptu Labora Keberatan Dijadikan Tersangka

Kompas.com - 17/05/2013, 18:41 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Polres Raja Ampat, Papua, Aiptu Labora Sitorus, yang disinyalir memiliki rekening sebesar Rp 1,5 triliun, merasa keberatan dengan status tersangka yang ditetapkan kepadanya. Ia merasa semua yang dituduhkan tak beralasan karena semua kekayaannya didapatkan dari usaha legal.

"Saya keberatan dijadikan tersangka. Saya sebenarnya bingung kenapa saya dijerat menimbun bahan bakar minyak (BBM) dan ilegal logging," kata Labora dalam jumpa pers di Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2013).

Saat ini, Labora telah menjadi tersangka kasus penimbunan BBM di Sorong melalui perusahaan bernama PT Seno Adi Wijaya dan penyelundupan kayu dengan perusahaan PT Rotua. Labora secara tegas membantah pelanggaran itu.

Labora menjelaskan, salah satu bukti legalitas dari usaha yang ia jalankan adalah adanya dana pinjaman atau izin kredit dari Bank Mandiri. Menurutnya, tidak mungkin sebuah bank memberikan pinjaman hingga miliaran rupiah jika perusahaan yang mengajukan tak memiliki status jelas. Di luar itu, ia juga tak habis pikir dengan status tersangka yang diberikan Polda Papua kepadanya karena PT Rotua tidak beroperasi di tengah hutan sehingga jauh dari praktik pembalakan liar.

Mengenai penimbunan BBM, hal tersebut juga dibantahnya. "Lah, gimana? Kan ada (Bank) Mandiri, tandanya legal. Saya keberatan dijadikan tersangka," ujarnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Labora, Azet Hutabarat, meminta polisi memeriksa harta kekayaan kliennya dengan saksama. Azet menilai, sumber kekayaan anggota Polres Raja Ampat, Papua, yang diduga memiliki rekening hingga triliunan rupiah itu dapat dipertanggungjawabkan.

Azet menjelaskan, sumber kekayaan Labora berasal dari dua perusahaan, yakni PT Rotua yang bergerak di bidang kayu dan PT Seno Adi Wijaya di bidang migas. Kedua perusahaan itu berada di Papua dan dibeli oleh istri Labora tak lebih dari sepuluh tahun lalu. Awalnya, istri Labora menjalankan usaha dengan membuka toko kelontong. Keuntungan dari usaha itu kemudian digunakan untuk mengembangkan sekaligus merambah usaha di bidang lain.

Setelah keuntungan terkumpul, barulah istri Labora membeli PT Rotua dan PT Seno Adi Wijaya yang saat itu nilainya mencapai miliaran rupiah. Kepemilikan dua perusahaan itu menjadi milik istri Aiptu Labora. Adapun jajaran direksi ditempati oleh orang-orang dari dalam keluarga besarnya. Istri Labora menjadi komisaris, adik iparnya menjadi direktur, dan kepemilikan saham dibagi juga ke dua anaknya. Seluruh transaksi keuangan kedua perusahaan itu menggunakan rekening atas nama Labora.

Kasus ini mencuat saat Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan transaksi keuangan mencurigakan yang menyangkut Labora kepada Polri. Laporan PPATK merupakan akumulasi transaksi keuangan dari 2007 sampai 2012 senilai miliaran hingga triliunan rupiah.

Kasus bisnis BBM dan kayu ini pun sebelumnya telah diselidiki pada Maret 2013 oleh Polda Papua. Saat itu, telah disita 1.500 batang kayu dan lima kapal bermuatan BBM. Setelah rekening itu mencuat, Polda Papua melakukan penyidikan mendalam terhadap dugaan bisnis ilegal tersebut.

Atas laporan PPATK itu, kepolisian melakukan pengecekan terhadap kasus dugaan bisnis BBM dan kayu ilegal di Sorong. Ternyata, transaksi bisnis itu terkait dengan rekening Labora. Labora diduga terkait dengan sekitar 60 perusahaan lain yang saat ini masih ditelusuri, termasuk penelusuran dugaan tindak pidana pencucian uang dari transaksi mencurigakan oleh Labora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

    Nasional
    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

    Nasional
    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

    Nasional
    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com