Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BK Siap Buka Daftar Wakil Rakyat Pemalas

Kompas.com - 13/05/2013, 18:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat siap membuka daftar absensi para anggota DPR yang kerap membolos. Ketua BK Trimedya Panjaitan mengatakan, partai politik tidak membutuhkan para wakil rakyat pemalas yang bisa merusak citra partai.

"Kalaupun dibuka, enggak ada masalah. Tapi, kan, undang-undangnya sudah jelas. Kalau enam kali berturut-turut (bolos) akan kami kenakan sanksi. Ini bisa jadi pemberitahuan masyarakat yang bolos-bolos tapi masih nyaleg lagi. Masyarakat bisa nilai ini," ujar Trimedya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/5/2013).

Trimedya mengaku selama ini BK tak bermaksud menutup-nutupi absensi para anggota Dewan. Selama ini, ungkap politisi PDI-P, BK mengaku kesulitan mengumpulkan data absensi dari 10 komisi yang ada di DPR ditambah dengan alat kelengkapan.

"Agak lamban (pengumpulan data) selama ini," tutur Trimedya.

Dia berharap agar masyarakat tidak langsung menghakimi para anggota Dewan yang disebut membolos. Pasalnya, Trimedya mengaku bagi anggota DPR yang berasal dari partai kecil, bisa jadi ketidakhadiran dikarenakan banyak waktu rapat yang berbarengan. Namun, jika orang itu ternyata sudah sempat diproses di BK, Trimedya pun tak merekomendasikan publik untuk memilih anggota DPR nakal ini.

"Kalau misalnya memang sudah bandel, sebenarnya parpol tidak perlu orang-orang yang pemalas," ucapnya.

Undang pimpinan fraksi

Menjelang pemilu, Trimedya menyadari tingkat kehadiran anggota Dewan akan terus mendapat sorotan. Ia pun khawatir para legislator akan lebih sibuk turun ke daerah pemilihannya masing-masing dibandingkan menyelesaikan tugasnya di DPR. Oleh karena itu, BK berencana mengundang pimpinan fraksi dalam waktu dekat.

"Kami akan undang pimpinan fraksi. Tahun ini tahun politik, gaji mereka juga tak kurang. Jadi, tanggung jawabnya juga enggak berkurang, dong," kata Trimedya.

Pimpinan fraksi, menurut dia, harus menerapkan sanksi yang tegas kepada anggotanya yang meninggalkan tanggung jawab. "Ini harus jadi tanggung jawab semuanya, termasuk fraksi," kata Trimedya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com