Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pelaporan, KPU Tunggu Hasil Sidang DKPP

Kompas.com - 20/04/2013, 16:42 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum akan melaporkan pembocor data hasil verifikasi parpol peserta Pemilu Legislatif 2014 dalam waktu dekat. Sebab sampai saat ini proses persidangan dugaan pelanggaran kode etik oleh KPU yang diselenggarakan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) belum selesai.

Hal itu dikatakan salah seorang anggota Komisioner KPU Hadar Navis Gumay saat ditemui di tengah acara diskusi dengan Forum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah se-Indonesia di Hotel Lumire, Jakarta. Menurut Hadar, saat ini masih banyak hal yang harus diselesaikan oleh KPU, sehingga pihaknya akan menunda terlebih dahulu pelaporan tersebut.

"Sangat mungkin (menuntut pelaku) akan kita laporkan itu tapi tunggu dari DKPP," kata Hadar kepada wartawan, Sabtu (20/4/2013).

Hadar mengungkapkan, upaya pelaporan yang mungkin akan dilaporkan oleh KPU itu untuk memberikan efek jera terhadap pelaku pembocoran. Sebab, selain dianggap telah mencuri dokumen negara, pelaku juga dianggap mengganggu proses pemilu.

Hadar mengaku, jika saat ini lembaga yang dipimpin Husni Kamil Manik itu tengah mengalami banyak masalah, terutama untuk persoalan kesekertariatan. Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan pembenahan secara menyeluruh. "Jadi kita memang masih punya masalah dalam kesekretariat yang harus di benahi," ungkapnya.

Namun saat ini yang terpenting, menurut Hadar, bukanlah mencari tahu siapa pembocor dokumen negara tersebut, melainkan mengungkap motif pelaku sebenarnya. "Tapi yang saya kira dari ini semua yang patut dipertanyakan itu motifnya. Ini lebih terlihat (seperti) motif sakit hati mau menghancurkan pemilu itu kalau saya melihatnya," ujarnya.

Sebelumnya, KPU mengancam akan melaporkan oknum pegawai KPU jika terbukti membocorkan data rahasia terkait proses penyelenggaraan Pemilu 2014.

Hal itu menyusul pernyataan Sekjen Partai Republik, Heru Bahtiar Arifin, yang menyebutkan ada orang yang mengaku pegawai KPU dan menawarkan data hasil verifikasi parpol calon peserta pemilu legislatif pada 28 Oktober 2012, usai sidang di DKPP, Kamis (18/4/2013).

"Sedang dipertimbangkan. Jika ada staf yang mengaku telah membocorkan data, maka orang itu akan segera dilaporkan ke kepolisian," kata komisioner KPU Arief Budiman, Jumat (19/4/2013).

Menurut Arif, pemberian sanksi tegas kepada setiap oknum pegawai KPU yang melanggar peraturan, wajib dilakukan jika memang oknum pegawai tersebut terbukti melakukan tindakan terpuji tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com