Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Penolakan Bukan karena Posisi di Demokrat

Kompas.com - 16/04/2013, 14:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Zannuba Ariffah Wahid atau Yenny Wahid, mengatakan, keputusannya menolak bergabung dengan Partai Demokrat bukan karena posisi di kepengurusan Demokrat. Hal itu disampaikan Yenny saat menjelaskan alasannya menolak bergabung dengan Partai Demokrat.

"Keputusan saya masuk atau tidak dengan Demokrat tidak ditentukan posisi. Bagi kami posisi apapun bukan tujuan utama berpolitik. Tujuan utama berpolitik adalah punya alat perjuangan untuk memperjuangkan masyarakat," kata Yenny, dalam jumpa pers di Kantor PKBIB, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2013).

Yenny menjelaskan, ia memang beberapa kali bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, SBY memintanya bergabung dan mengisi kepengurusan Demokrat. Hanya saja, tambah Yenny, sama sekali tidak ada pembicaraan posisi apa yang akan dia isi jika bergabung. 

Namun, ia memutuskan menolak tawaran SBY setelah berkonsultasi dengan sembilan kiayi Nahdlatul Ulama (NU) sesuai arahan ibundanya, Sinta Nuriyah Wahid. Dalam konsultasi itu, mereka meminta Yenny tetap berada di luar pemerintahan.

Posisi di Demokrat

Sebelumnya, saat informasi bergabungnya Yenny ke Partai Demokrat mencuat, elite Demokrat menyebut bahwa Yenny menjadi kandidat wakil ketua umum. Hal itu disampaikan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok. (Baca: Yenny Wahid Calon Wakil Ketua Umum Demokrat)

"Kami masih butuh satu pos wakil ketua umum untuk perempuan, jadi Bu Yenny merupakan sosok yang tepat. Namanya memang dicalonkan jadi wakil ketua umum," ucap Mubarok, Minggu (7/4/2013).

Mubarok juga mengatakan bahwa Yenny Wahid ditawarkan untuk maju sebagai calon anggota legislatif (caleg). Tetapi, Yenny belum menyatakan kesediaannya untuk ikut bertarung dalam Pemilu 2014.

Sementara, pernyataan berbeda disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Demokrat Max Sopacua. Ia mengakui masuknya Yenny Wahid ke Demokrat juga diiringi dengan tawaran-tawaran politik kepada putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu. Yenny, kata Max, menginginkan posisi puncak saat masuk ke Demokrat. (Baca: Max Sopacua: Yenny Wahid Inginkan Posisi Puncak)

"Kami sudah membicarakan dengan Pak SBY sebagai ketua formatur. Ada keinginan Mbak Yenny masuk di posisi puncak. Tetapi dipikirkan lagi, banyak kader sudah sekian tahun di partai yang tidak bisa dilupakan," ujar Max, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Dari hasil pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono itu, Max memastikan, Yenny tidak akan ditawarkan posisi wakil ketua umum. Yudhoyono selaku ketua formatur akan memilih kader internal untuk menjabat posisi itu. Namun, Max mengatakan, Yenny tetap diberikan posisi penting di Demokrat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

    Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

    Nasional
    KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

    KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

    Nasional
    Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

    Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

    Nasional
    Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

    Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

    Nasional
    BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

    BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

    Nasional
    Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

    Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

    Nasional
    Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

    Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

    Nasional
    Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

    Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

    Nasional
    Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

    Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

    Nasional
    Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

    BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

    Nasional
    Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

    Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

    Nasional
    LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

    LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

    Nasional
    Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

    Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com