Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jatim, Mahfud MD "Kalahkan" Jokowi

Kompas.com - 15/04/2013, 05:19 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Hasil survei PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur (Jatim) bersama Lembaga Survei "Suprimasi" mendapatkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai calon presiden idola kalangan Nahdliyin Jawa Timur. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo harus puas menjadi peringkat kedua di survei ini.

"Kami bertanya kepada 1.238 responden yang dipilih secara proporsional dengan metode terbuka sehingga tercatat ada 26 calon presiden yang disodorkan responden," kata Wakil Sekretaris ISNU Jatim Faza Dhora Nailufar, di Surabaya, Minggu (14/4/2013). Didampingi Wakil Ketua PW ISNU Jatim Imam Syafii, Dhora yang juga Kepala Laboratorium Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang menjelaskan, hasil survei menunjukkan ada lima nama yang memperoleh dukungan lebih dari tiga persen.

"Mahfud MD 21,08 persen, Jokowi 12,76 persen, Prabowo 11,15 persen, Dahlan Iskan 6,7 persen, dan ARB 5,33 persen, sedangkan nama lain di bawah tiga persen, di antaranya Jusuf Kalla, Anas Urbaningrum, Muhammad Nuh, Ahmad Dani, Saifullah Yusuf, dan sebagainya," papar Dhora. Dia mengatakan, hasil survei akan diserahkan ISNU kepada PWNU Jatim dan PBNU.

"Ibaratnya, kalau NU selama ini menggunakan suara langit atau istikharah dalam pemilihan kepala daerah, ISNU melengkapi dengan suara bumi atau survei," kata Dhora. Ditanya alasan nama Mahfud MD menduduki posisi teratas di kalangan nahdliyin, ia mengatakan, alasan responden umumnya menyebut Mahfud MD sebagai sosok yang tegas dan obyektif dalam bertindak, meski ada beberapa pihak yang menentangnya.

Alasan yang terekam adalah 36 persen ketegasan, 31 persen bersih dan jujur, 15 persen pengalaman di pemerintahan, 4 persen merupakan kader NU, dan 14 persen untuk alasan lain. "Yang menarik, ARB tidak dipilih sama sekali di Sidoarjo. Bisa saja hal itu akibat lumpur Lapindo, namun yang menarik adalah banyak warga NU yang tidak terkena dampak lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, tapi mereka memiliki solidaritas yang tinggi kepada korban lumpur," tambah Dhora.

Meski ditanya tentang figur capres, kata Dhora, beberapa Nahdliyin memilih menggandengkan calon tertentu dengan figur lain. Dia mencontohkan 29 dari 261 responden yang memilih Mahfud MD menggandengkan figur lain sebagai cawapres. "Sebanyak 20 dari 83 responden yang memilih Dahlan Iskan memasangkannya dengan figur lain, seperti Jokowi dan Mahfud MD, sedangkan 20 dari 158 responden yang memilih Jokowi juga memasangkan dengan figur lain," katanya.

Untuk sebaran suara dan pemilih, Dhora mengatakan, mayoritas responden dari 38 kabupaten kota di Jawa Timur memilih Mahfud MD sebagai calon presiden. Namun, tambah dia, mayoritas suara dukungan untuk Mahfud datang dari Banyuwangi.

Sementara Jokowi yang menempati peringkat dua "capres idola" ini, sebut Dhora, mendapatkan mayoritas dukungan dari Lumajang, Pasuruan, dan Pamekasan. Untuk ARB, mayoritas pendukung dari Pasuruan dan Jember. (Edy M Ya`kub/Ella Syafputri)

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com