Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Percepatan Pergantian Kapolri Tak Mendesak

Kompas.com - 11/04/2013, 07:30 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berpendapat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak perlu terburu-buru mengganti Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) pada tahun ini. Menurut dia, pergantian Kapolri tidak mendesak dan bisa dilakukan tahun depan sesuai masa pensiun Jenderal (Pol) Timur Pradopo.

"Pergantian Kapolri bukanlah hal urgen. Jika hal ini di-tolerir, dikhawatirkan terjadi iklim yang tidak sehat di Polri, apalagi tidak ada jaminan calon pengganti tersebut akan lebih baik dari Timur," tulis Neta melalui siaran pers yang diterima, Kamis (11/4/2013). Selama ini, lanjut Neta, sejak era Kapolri dijabat Sutanto dan Bambang Hendarso Danuri, pergantian dilakukan saat pejabatnya pensiun.

Menurut Neta, yang harus dilakukan dalam tubuh Polri saat ini adalah memperbaiki kinerja dengan menata ulang jajaran Polri. Kapolri harus menindak tegas anggotanya yang tidak beres. "Hal urgen yang harus dilakukan Kapolri Timur Pradopo adalah menata ulang posisi-posisi jabatan strategis di Polri. Kapolda yang tidak becus kinerjanya harus segera dicopot dan diganti dengan yang lebih berintegritas," ujarnya.

Neta khawatir, pergantian Kapolri hanyalah kepentingan politik tertentu untuk mendorong kandidat menggantikan Timur. Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pergantian Kapolri sebelum masa pensiunnya tidak terkait kinerja Polri yang dipimpin Timur.

Presiden, kata Julian, ingin memastikan rangkaian pemilu legislatif dan pemilu presiden pada 2014 berjalan lancar dan aman. Untuk itu, diperlukan persiapan yang matang. "Tentunya akan lebih baik bila itu dipersiapkan lebih awal. Artinya, setahun untuk persiapan bagi pejabat baru untuk bisa lebih memastikan penyelenggaraan pemilu aman, lancar, dan tertib," ujar dia, Rabu (10/4/2013).

Julian menyatakan, pergantian Kapolri juga tidak terkait dengan maraknya aksi kekerasan dan kerusuhan akhir-akhir ini. "Oh, bukan (karena itu). Selama ini kan semua bisa diatasi dengan baik oleh kepolisian. Meskipun ada hal-hal yang terus muncul, tetap ditangani dengan baik. Jadi, bukan dikaitkan dengan hal-hal lain. Tidak ada kaitan dengan kasus (Lapas) Cebongan atau yang lain," kata dia.

Jenderal (Pol) Timur Pradopo mulai menjabat Kepala Polri pada 22 Oktober 2010. Dia menggantikan Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri. Pria kelahiran 10 Januari 1956 itu sedianya akan memasuki masa pensiun pada Januari 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com