Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerang Lapas Tidak Ditangkap, tapi Menyerahkan Diri

Kompas.com - 05/04/2013, 17:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ke-11 anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD yang terlibat penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, tidak ditangkap, tetapi menyerahkan diri. Mereka semua adalah pasukan yang tengah berlatih di Gunung Lawu.

"Mereka menyerahkan diri, semuanya ke tim investigasi (TNI AD)," ujar Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul dalam konferensi pers di gedung utama Mabes TNI Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2013) siang. Dia mengatakan, penyerahan diri terjadi dua hari setelah tim investigasi TNI AD terbentuk.

Namun, ketika ditanya kembali untuk mempertegas, Iskandar menggunakan rujukan pembentukan tim adalah 29 Maret 2013. Saat dipastikan penyerahan diri para pelaku adalah dua hari sejak 29 Maret 2013, berarti 1 April 2013, dia menjawab, "Ya."

Tim investigasi TNI AD dibentuk setelah Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengeluarkan perintah pada 27 Maret 2013. Persetujuan pembentukan tim ditandatangani Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo pada 28 Maret 2013. Tim terdiri atas sembilan orang, efektif bekerja pada 29 Maret 2013.

Berdasarkan pemeriksaan, ke-11 orang ini mengatakan tengah menjalani latihan di Gunung Lawu, Jawa Tengah. Begitu mendengar senior mereka bernama Serka Heru Santoso tewas di tangan empat orang yang ditahan di Lapas Cebongan, mereka pun merencanakan untuk membalasnya.

Sabtu, 23 Maret 2013, sekitar pukul 00.30 WIB, mereka turun gunung tanpa sepengetahuan sang komandan untuk mencari keempat pelaku pembunuhan seniornya di Lapas Cebongan Klas II, Sleman, Yogyakarta. Dengan menggunakan senjata organik yang dibawanya, mereka masuk ke dalam Lapas dan menghabisi empat orang itu.

"Pasukan khusus itu kan kalau lagi latihan tidak ada yang tahu akan semua gerakannya. Tanpa sepengetahuan komandan regu. Tapi ini sedang didalami. Mari kita tunggu dulu," kata Iskandar.

Kini, 11 tersangka yang belum diketahui seluruh identitasnya itu masih menjalani pemeriksaan di Yogyakarta. Setelah penyelidikan selesai dan berkasnya dinyatakan siap, mereka akan diserahkan ke peradilan militer untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Seperti diberitakan, TNI AD menyatakan penyerang Lapas Cebongan adalah anggota Grup II Kopassus Kartasura, Jawa Tengah. Penyerbuan diduga melibatkan 11 anggota Kopassus, dengan satu orang menjadi eksekutor.

Mereka membawa enam pucuk senjata api, yaitu tiga senapan AK-47, 2 senapan AK-47 replika, dan satu pucuk pistol SIG Sauer replika. AK-47 dibawa dari markas pelatihan di Gunung Lawu.

Penyerangan itu disebut berlatar belakang jiwa korsa yang kuat terkait pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe pada 19 Maret 2013. Empat tersangka pembunuhan Santoso yang kemudian ditembak mati yakni Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Anggota Kopassus Serang LP Cebongan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com