JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku, sejumlah partai politik sudah melakukan komunikasi informal terkait kemungkinan pengusungannya sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden. Namun, katanya, belum ada pernyataan resmi dari partai politik untuk memintanya maju pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
"Kalau mengajak secara resmi, belum, tapi saling tukar pikiran, lempar-lempar bola itu sering. Tapi, semua belum final kan? Partai pun belum bisa mengajak orang sekarang. Harus menunggu pemilu dulu, dong," kata Mahfud, saat open house di rumah pribadinya, kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2013) malam.
Mahfud mengatakan, yang dilakukannya saat ini adalah mempelajari visi dan misi partai-partai politik sebelum memutuskan akan bergabung.
"Masih banyak hal yang harus dianalisis. Terkait apakah nanti akan masuk ke dalam partai yang berbasis agama atau tidak kita lihat saja nanti. Menurut saya, saat ini banyak juga partai Islam yang diisi oleh orang yang tidak benar, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, saya akan lihat dulu komitmen dari partai itu sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Bulan dan Bintang Sahar L Hassan mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi informal dengan Mahfud MD. "Komunikasi sudah dilakukan karena nama Pak Mahfud kerap dibicarakan di dalam setiap kesempatan," katanya.
Menurut Sahar, Mahfud merupakan calon potensial untuk menjadi pemimpin negara. "Track record Pak Mahfud cukup baik di masyarakat," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung juga mengungkapkan pernyataan senada. Ia mengatakan, Golkar juga telah melakukan komunikasi dengan Mahfud. Dalam komunikasi tersebut, nama Mahfud diajukan untuk dijadikan salah satu kandidat calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical.
"Kalau secara resmi belum, tetapi secara tidak resmi, saya kira sudah cukup sering," katanya.
Bersedia "nyapres"
Sebelumnya, Mahfud menyatakan bersedia menjadi calon presiden apabila rakyat menghendaki.
"Karena saya sudah boleh bicara politik, sekarang saya nyatakan, kalau rakyat memercayai itu, sebagai seorang warga negara yang baik, (saya) tidak akan menolak kepercayaan tersebut," ucap Mahfud seusai mengikuti acara pisah sambut di Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (1/4/2013).
Namun, ada sebuah syarat yang diinginkan Mahfud. Ia tidak ingin kepercayaan rakyat itu merupakan kepercayaan yang direkayasa. Meskipun demikian, Mahfud mengaku masih berhitung. Pihaknya masih menghimpun data, informasi, dan menganalisis jaringan politik, partai politik, dana, dan sebagainya.
Ikuti dinamika politik terkini dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014