Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Tetap Kedepankan Asas Praduga Tak Bersalah

Kompas.com - 02/04/2013, 01:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri menyatakan sampai saat ini proses investigasi terkait kasus penyerangan LP Cebongan masih berjalan. Kepolisian tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah selama investigasi berlangsung. Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar.

Menurutnya, pemeriksaan balistik telah dilakukan tim ahli labfor dari Polri. Namun, sampai saat ini belum diperoleh hasil yang lengkap.

"Kaliber dan selongsong peluru bisa membantu tim penyidik untuk mendapatkan informasi mengenai jenis senjata. Tapi, siapa yang menggunakan kita tidak tahu," kata Boy saat memberikan keterangan pers di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Senin (1/4/2013).

Sementara itu, mengenai adanya pembentukan tim penyidik TNI, Boy Rafli mengatakan, Polri menyambut baik dan berharap ketiga tim investigasi yang ada saat ini dapat berkoordinasi dengan baik dalam menindaklanjuti sejumlah fakta yang ditemukan di lapangan.

"Apa yang dimiliki oleh Polri dapat di-sharing untuk mendapatkan hasil yang baik bersama tim penyidik dari TNI dan Komnas HAM," ujar Boy.

Seperti telah diberitakan, pada Sabtu (23/3/2013) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, empat tahanan ditembak mati di selnya oleh gerombolan bersenjata di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Keempat orang tersebut adalah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi, dan Yohanes Juan Manbait. Mereka merupakan tersangka kasus pengeroyokan yang menewaskan Sertu Santoso di Hugo's Cafe, sebuah tempat hiburan malam yang terletak di Jalan Solo, Yogyakarta.

Sertu Santoso adalah anggota Kopassus dari Grup 2 Kandang Menjangan, Kartasura, Solo, Jawa Tengah. Sampai saat ini identitas gerombolan bersenjata yang membawa senjata api laras panjang, pistol, dan granat tersebut belum diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com