Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundur dari Caketum, Marzuki Mengaku Takut Menang di KLB Demokrat

Kompas.com - 01/04/2013, 02:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Beberapa saat setelah Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Marzuki Alie puasa bicara. Ia hadir dalam pidato politik pengukuhan SBY sebagai Ketua Umum, kemarin, Sabtu (30/3/2013).

Tapi tak tampak semangat terpancar di raut wajahnya. Marzuki juga selalu menghindar jika diwawancarai wartawan. Namun, sehari setelah SBY ditetapkan sebagai Ketua Umum atau pasca SBY menunjuk Marzuki sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi pagi hari ini, Marzuki Alie buka suara.

Ia pun memaparkan sejumlah alasannya mundur dalam bursa calon Ketua Umum Partai Demokrat. "Saya sampaikan kepada orang-orang yang inginkan saya menjadi Ketua Umum. Bukan tidak berani, bukan tidak yakin, justru kalau saya maju yakin menang karena sudah lebih dari 300 pengurus mendukung saya," ujar Marzuki saat berbincang di Hotel Sanur Paradise, Denpasar.

Namun, Marzuki mengaku para pendukungnya itu hanya memenuhi 80 persen dari total peserta kongres yang turut serta. Sehingga, Marzuki mengatakan ada sekitar 20 persen yang tidak akan memilihnya sebagai Ketua Umum. "Sehingga kalau ini dimunculkan, akan timbul resistensi," ucap Marzuki.

Padahala, lanjutnya, ajang Kongres Luar Biasa (KLB) lebih baik menghasilkan kesepakatan mutlak sehingga tidak lagi menimbulkan faksionalisasi di tubuh partainya. "Di situ saya harus berpikir mementingkan kepentingan partai. Kalau pikirkan diri sendiri, saya tabrak saja, pasti menang. Tapi saya paham ini tidak mungkin," tutur Marzuki.

Karena kondisi seperti itu, Marzuki pun mengungkapkan dirinya berusaha meyakinkan para pendukungnya untuk mengalihkan dukungan kepada SBY agar terpilih secara aklamasi.

"Dua malam sebelum KLB, saya kumpulkan semua pendukung saya di hotel ini. Saya berikan pemahaman kepada mereka alasan saya tidak maju. KLB ini bukan kompetisi tapi lebih ke soliditas," katanya.

Marzuki pun membantah hubungannya dengan SBY renanggang sejak Marzuki kerap mengumpulkan para pengurus daerah. Marzuki pun membantah dirinya menerima pesan singkat teguran yang dikirimkan SBY terkait manuver-manuvernya itu.

Ia mengklaim pertemuan di Mercure Ancol yang dipersoalkan selama ini justru untuk memberikan pernyataan tertulis dukungan pengurus daerah atas pencalonan SBY.

"Sehingga sebelum KLB, saya sampaikan ke pak SBY bahwa semua aman, semua yang dukung saya 100 persen dukung pak SBY. Sudah final. Tapi, saya pesan, kalau pak SBY usulkan nama orang lain maka akan jadi ribut urusannya," tutur Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

    Nasional
    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

    Nasional
    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

    Nasional
    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

    Nasional
    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

    Nasional
    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

    Nasional
    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

    Nasional
    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

    Nasional
    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

    Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

    Nasional
    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

    Nasional
    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

    Nasional
    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

    Nasional
    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com