Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Juga Bakar Kampus Akper

Kompas.com - 31/03/2013, 16:47 WIB
Kontributor Tana Luwu, Husain

Penulis

PALOPO, KOMPAS.com -- Selain membakar kantor Golkar DPD Palopo dan kantor Wali Kota Palopo, massa juga membakar kampus Akademi Keperawatan (Akper) Kamanre di kawasan Binturu, Kota Palopo, Minggu (31/3/2013).

Sekolah keperawatan tersebut adalah milik Judas Amir, calon Wali Kota Palopo yang berpasangan Ahmad Syaifuddin. Pasangan ini memenangkan Pilwakot berdasarkan hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Palopo yang berlangsung Minggu (31/3/2013).

Sementara itu, berdasarkan pantauan Kompas.com, hingga berita ini ditulis, suasana di Kota Palopo mencekam. Seluruh toko di kawasan bisnis Jalan Jenderal Sudirman tutup sejak pagi. Aparat kepolisian masih tampak berjaga di beberapa bangunan, antara lain kantor KPU Palopo, kantor Wali Kota dan kantor penting lainnya.

Sebelumnya diberitakan, Kota Palopo memanas pasca-penetapan pemenang pemilihan wali kota dan wakil wali kota Palopo oleh KPUD, kantor Partai Golkar Palopo dibakar massa.

Awalnya, massa yang menyerbu masuk ke halaman kantor Partai Golkar hanya melemparinya dengan batu. Kaca-kaca di depan kantor tersebut pecah karenanya.

Setelah melempar batu, massa yang semakin panas membakar kantor tersebut. Pihak kepolisian beberapa kali melemparkan gas air mata kepada para massa.

Selain kantor Golkar, massa juga menghancurkan kantor Wali Kota Palopo. Bahkan bagian BKD kantor wali kota Palopo juga telah dibakar oleh massa.

Dua kendaraan dinas yang terparkir di halaman kantor wali kota ikut menjadi sasaran. Mereka menghancurkan dua mobil dinas dan satu motor.

Sementara itu, kerusuhan antarmassa pendukung pasangan calon Wali Kota Palopo disebabkan adanya dugaan penggelembungan suara. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi kepada Kompas.com, Minggu (31/03/2013).

"Informasi yang diperoleh dari Polres Palopo, kericuhan terjadi diduga adanya penggelembungan suara. Akibatnya, massa paslon (pasangan calon, red) yang kalah mengamuk dan melakukan pelemparan batu dan bom molotov," kata mantan Wakil Kepala Polrestabes Makassar ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com