Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra: Badan Anggaran DPR Perlu Dirombak

Kompas.com - 22/03/2013, 15:28 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mendesak perombakan Badan Anggaran (Banggar) di Dewan Perwakilan Rakyat. Fitra menuntut adanya Banggar baru yang lebih kredibel dan profesional untuk mencegah terjadinya kebocoran anggaran.

"Banggar ini jadi alat ATM parpol. Banggar adalah alat kelengkapan paling gemuk yang ada di DPR, sebanyak 21 anggota. Tidak aneh karena Banggar memang sudah jadi target karena bisa menambah kas parpol," ujar Sekretaris Jenderal Fitra, Yuna Farhan, saat dihubungi, Jumat (22/3/2013).

Ia mencontohkan, praktik-praktik korupsi yang terjadi pada kasus wisma atlet, Kementerian Pendidikan Nasional, pengadaan Al Quran, alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID), dan korupsi PLTS adalah bentuk nyata dari penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oknum anggota Banggar.

Menurut Yuna, kewenangan yang dimiliki Banggar saat ini terlalu luas. Banggar membahas hingga satuan tiga yang menyangkut nilai proyek berbagai program di kementerian atau lembaga. Padahal, dengan begitu banyaknya target yang dimiliki DPR, seorang anggota Banggar tidak akan mungkin mampu menelaah satu per satu proyek-proyek itu. Selain itu, menurutnya, pemahaman setiap anggota Banggar itu juga berbeda.

"Ada ribuan proyek yang harus ditelaah. Dalam waktu enam bulan, saya pikir tak akan bisa Banggar bekerja optimal," kata Yuna.

Selain itu, Yuna juga berpendapat, kewenangan diskresi terkait alokasi dana optimalisasi yang dimiliki Banggar juga membuka peluang terjadinya ruang negosiasi antara oknum pejabat pemerintah dan oknum anggota Banggar. Negosiasi dilakukan untuk mendapatkan dana optimalisasi lebih.

"Kami mendorong agar Banggar tidak punya diskresi seperti ini karena kan semua hak anggaran ada di semua anggota DPR," ujarnya.

Ia menyarankan, sebaiknya pembahasan anggaran hanya dilakukan di komisi-komisi terkait. "Bentuk Banggar baru yang tidak segemuk sekarang yang kerjanya hanya untuk menyinkronisasi. Sifatnya bisa ad hoc atau permanen," ujar Yuna.

Para anggota dari Banggar baru itu, ujar Yuna, disarankan bergiliran agar tidak membuat budaya kongkalikong yang mengakar. Ia menambahkan, kinerja Banggar dan para komisi ke depan juga perlu disokong dengan kehadiran budget office.

"Budget office ini terdiri dari para akademisi profesional, bukan anggota DPR untuk menyuplai informasi dan pengetahuan kepada anggota dewan. DPR harus disokong informasi yang memadai, jangan sampai kalah dengan pemerintah yang diisi para ahli ekonomi makro," papar Yuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com