Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bara Hasibuan: Ide Duet Prabowo-Hatta Prematur

Kompas.com - 21/03/2013, 23:42 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalangan internal Partai Amanat Nasional tampaknya belum satu suara soal rencana duet Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Wacana yang sempat mengemuka beberapa hari terakhir, dinilai justru terlalu prematur.

“Pak Hatta memang saat itu bertemu dengan Pak Prabowo, tetapi pertemuan itu tidak secara konkret membicarakan soal koalisi," tepis Ketua DPP PAN Bara Hasibuan, melalui siaran pers, Kamis (21/3/2013). Menurut dia, keputusan dengan partai apa PAN akan berkoalisi, baru akan dibahas dan diputuskan setelah pemilu legislatif.

"Pada prinsipnya, Pak Hatta membuka pembicaraan seluas-luasnya dengan semua pihak, tidak hanya dengan Pak Prabowo,” kata Bara. Sementara itu, penetapan Hatta menjadi calon Presiden yang akan diusung partainya, imbuh dia, merupakan keputusan Rakernas PAN pada Desember 2011. Karenanya, tak ada rencana untuk mengajukan Hatta sebagai calon wakil presiden.

Saat ini, tegas Bara, PAN hanya fokus pada persiapan Pemilu Legislatif 2014. “Kita semua tahu bahwa hasil Pemilihan Legislatif merupakan faktor determinan bagi pemilihan presiden,” kata dia. Selebihnya, tambah Bara, seluruh kader PAN yang duduk di pemerintahan diminta fokus bekerja dan memikirkan kepentingan rakyat.

"Ini semua arahan umum Pak Hatta di tengah konstelasi politik 2013," ujar Bara. Dia pun menambahkan bahwa saat ini harus diwaspadai skenario yang memanfaatkan survei untuk sengaja mendorong kandidat-kandidat tertentu berpasangan.

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP PAN Viva Yoga Mauladi berpendapat Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Hatta Rajasa merupakan calon pasangan ideal untuk pemilihan presiden pada 2014. Kedua tokoh itu, menurut dia, telah memiliki visi misi yang sama dan saling punya chemistry atau kecocokan. 

"Dua tokoh ini punya visi yang sama. Pertama, bagaimana cara memperbaiki Indonesia ke depan. Kedua, mereka punya chemistry yang sama, ini penting," kata Viva di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2013) malam. Rencana duet itu berhembus setelah Prabowo menyambangi rumah Hatta, Minggu (3/2/2013). Kemudian, dalam hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan Prabowo-Hatta berpeluang untuk diduetkan.

Elektabilitas Prabowo dalam hasil survei lebih tinggi daripada Hatta sehingga ia ditempatkan sebagai calon presiden dan Hatta sebagai wakil. Survei terbaru LSI yang dilakukan pada 1-8 Maret 2013, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menempati peringkat ketiga hasil survei dengan 10,1 persen. Namun, duet keduanya masih kalah populer jika dibandingkan Aburizal Bakrie-Joko Widodo yang menempati urutan teratas (36 persen) dan Megawati-Jusuf Kalla (22,9 persen).

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Nasional
    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com