Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Laporan Ibas, Polda Metro Kumpulkan Bukti Pendukung

Kompas.com - 21/03/2013, 18:34 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik Polda Metro Jaya tengah mengumpulkan bukti pendukung dari laporan pengaduan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono. Ibas melaporkan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya dengan nomor laporan TLB/909/III/2013/PMJ/Ditreskrimum atas pencemaran nama baik, Rabu (20/3/2013) sore.

"Bukti yang dibawa kemarin hanya dari kumpulan media massa. Itu yang disampaikan oleh pelapor (Ibas). Sambil berjalan kasus ini, penyidik akan mencari bukti-bukti pendukung lainnya," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Kamis (21/3/2013), di Mapolda Metro Jaya.

Menurut Rikwanto, Ibas melaporkan Yulianis sebagaimana mengacu dari pernyataan Yulianis yang dimuat dalam Koran Sindo. Rikwanto menyatakan, polisi juga akan memanggil Ibas selaku pelapor dalam kasus tersebut untuk keperluan pembuatan berita acara perkara (BAP). "Nanti akan kita panggil (untuk membuat BAP). Tetapi, kita sesuaikan dengan jadwal pelapor," ujar Rikwanto.

Bersama kuasa hukumnya, Agus Dwiwarsono, Ibas membuat laporan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap dirinya atas dasar pernyataan Yulianis. Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengatakan, pernyataan Yulianis yang menyebut dirinya menerima uang sebesar 200.000 dollar AS dalam Kongres Partai Demokrat pada 2010 adalah tidak benar.

Ibas juga menyebut pernyataan Yulianis itu merugikan Ibas dan keluarganya, termasuk sang ayah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan juga Komisi Pemberantasan Korupsi sendiri. Ibas mengatakan siap memberikan penjelasan kepada KPK manakala ada fakta hukum terkait dengan pernyataan Yulianis yang dimuat dalam pemberian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

    Nasional
    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

    Nasional
    Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

    Nasional
    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com