JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua panitia lelang proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) Ajun Komisaris Besar Polisi Teddy Rusmawan mengaku pernah dikonfirmasi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai pertemuan di Restoran King Crab dan Dharmawangsa. Hal ini diungkapkan Teddy seusai diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM, Jumat (15/3/2013).
Menurut Teddy, penyidik KPK mengonfirmasi pertemuan itu kepadanya saat pemeriksaan sebelum ini. "Sebelumnya sudah (dikonfirmasi)," kata Teddy saat meninggalkan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Mengenai jawabannya kepada penyidik KPK, Teddy enggan mengungkapkan. Dia menyerahkan pertanyaan itu kepada pengacaranya, Dwi Ria Latifa. “Jawabannya tanya ke dalam (KPK), sama jelasnya ke Bu Ria deh, sudah saya kasih ke Bu Ria semua," ungkapnya.
Kendati demikian, selama pemeriksaan hari ini, Teddy mengaku tidak lagi dikonfirmasi penyidik soal pertemuan tersebut. Dia mengaku hari ini hanya melengkapi berkas kasus simulator SIM yang menjerat atasannya, mantan Kepala Korlantas Polri Inspetur Jenderal Polisi Djoko Susilo itu.
Sementara Ria saat mendampingi kliennya diperiksa tadi sore tidak membenarkan atau membantah ihwal pertemuan di Restoran King Crab yang diduga membicarakan uang jasa pengurusan anggaran kepolisian tersebut. Ria juga enggan berkomentar soal indikasi aliran dana ke anggota DPR terkait anggaran kepolisian ini.
“Wah kalau saya jawabnya no comment gimana, no comment saja. Kalau saya jawab apa pun secara detail, itu kan sebaiknya itu tanya penyidik KPK nanti di pengadilan saja," ujar Ria.
Pertemuan di Restoran King Crab
Menurut pemberitaan Tempo, ada pertemuan di Restoran King Crab dan Dharmawangsa yang membicarakan uang jasa pengurusan anggaran kepolisian. Pertemuan di Restoran King Crab terjadi pada 2010.
Hadir dalam pertemuan itu mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa, dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Mereka bertemu dengan Teddy yang diutus oleh Djoko. Saat itu, Teddy ditemani beberapa pengusaha, di antaranya Budi Susanto.
Dalam pertemuan di restoran itu, Nazaruddin meminta uang jasa pengurusan anggaran kepolisian, besarnya sekitar 12 persen dari anggaran yang disetujui.
Selain di King Crab, Tempo juga memberitakan kalau Anas mengikuti pertemuan di Hotel Dharmawangsa pada akhir Maret 2011. Hadir pula Saan, Nazaruddin, Benny Kabur Harman, I Gede Pasek Suardika, dan Dasrul Djabbar. Dari Korlantas hadir Djoko Susilo dengan ditemani Teddy Rusmawan.
Membantah
Sementara Anas yang juga diperiksa KPK sebagai saksi hari ini membantah informasi mengenai pertemuan tersebut. Anas mengatakan, pemberitaan itu tergolong sadisme opini atau kejahatan opini.
Senada dengan Anas, Saan juga membantah pertemuan itu. Dia bahkan siap dikonfirmasi dengan pihak manapun mengenai pemberitaan tersebut.
Terkait penyidikan kasus simulator SIM ini, KPK sudah memeriksa Dasrul, Benny, dan Nazaruddin. Seusai diperiksa beberapa waktu lalu, Dasrul mengaku ditanya penyidik KPK apakah ada aliran dana ke Komisi III DPR terkait pengurusan anggaran kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.