Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Anas Dinilai Bermuatan Politis

Kompas.com - 15/03/2013, 19:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya menduga ada motif politik dibalik pemeriksaan kliennya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada Jumat (15/3/2013), KPK memeriksa Anas sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) di Korps Lalu Lintas Kepolisian RI.

Menurut Firman, motif politik nampak dari surat pemanggilan pemeriksaan KPK yang ditujukan kepada kliennya. Dalam surat itu, katanya, KPK memanggil Anas dalam kapasitasnya sebagai ketua umum Partai Demokrat. “Apa urusannya Pak Anas ini sebagai ketua umum Partai Demokrat diperiksa dalam kasus ini? Saya melihat ada persolan lain, tentu bukan persoalan hukum,” kata Firman di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta saat mendampingi kliennya diperiksa.

Saat ditanya apakah mungkin kasus simulator SIM ini memang berkaitan dengan Partai Demokrat, Firman mengaku tidak tahu. Dia mengatakan hal itu merupakan kewajiban KPK untuk menelusurinya.

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara KPK Johan Budi menegaskan, Anas diperiksa dalam kapasitasnya sebagai mantan anggota DPR. Menurut Johan, tidak ada motif politik di balik pemanggilan Anas tersebut. KPK memanggil Anas karena keterangannya memang dibutuhkan penyidik. Mengenai surat panggilan yang ditujukan kepada Anas sebagai ketua umum Partai Demokrat, Johan mengatakan, penyebutan status Anas sebagai ketua umum itu hanyalah predikat semata. “Itu sebagai predikat saja, dalam konteks pemeriksaan itu kita ingin dengar kaitan dengan kasus simulator di mana dulu dia anggota DPR,” ujar Johan.

Adapun Anas diperiksa KPK selama kurang lebih lima jam sebagai saksi kasus dugaan korupsi simulator SIM. Tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang ini mengaku diajukan banyak pertanyaan, di antaranya mengenai pertemuan di Restoran King Crab. Pertemuan itu diduga membahas uang jasa pengurusan anggaran Kepolisian. Anas juga mengaku diajukan pertanyaan penyidik apakah dia mengenal tersangka kasus simulator SIM, Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo atau tidak.

Seusai pemeriksaan Anas, ada hal tidak biasa yang terjadi. Saat Anas akan meninggalkan Gedung KPK, tiba-tiba mantan ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu dipanggil untuk kembali masuk ke dalam Gedung. Menurut informasi dari KPK, ada selembar berkas yang belum ditandatangani Anas.

Dengan didampingi Firman, Anas pun langsung masuk kembali ke dalam gedung KPK dan menunggu penyidik di lobi. Anas sempat menunggu beberapa menit di lobi gedung KPK. Namun lantaran berkas yang harus ditandatangani tak kunjung datang, Anas kembali berjalan menuju mobilnya. Setengah perjalanan, Anas kembali dipanggil dan dia langsung bergegas masuk kembali ke lobi KPK.

Dia menandatangani berkas yang kurang itu di lobi Gedung KPK. Seusai tanda tangan, Anas kembali keluar Gedung KPK. Kepada wartawan, Anas mengatakan “Tandatangan jatah beras," seraya menuju mobil yang telah menunggunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

    Nasional
    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

    Nasional
    Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

    Nasional
    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

    Nasional
    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

    Nasional
    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

    Nasional
    BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

    BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

    Nasional
    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

    Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

    Nasional
    Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

    Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

    Nasional
    PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

    PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

    Nasional
    Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

    Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

    Nasional
    Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Nasional
    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    Nasional
    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com