Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pinangan Yusril untuk Puan Maharani

Kompas.com - 10/03/2013, 20:53 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan minatnya mengajak Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani berpasangan sebagai Capres-Cawapres pada 2014. Menurut dia, duet Yusril-Puan adalah pasangan ideal dan akan bisa mendapat dukungan mayoritas rakyat dalam Pemilihan Presiden 2014.

"Puan masih muda, cakap dan pintar. Pada dirinya mengalir darah Bung Karno melalui Bu Mega," ujar Yusril, Sabtu (9/3/2013). Sementara dirinya sendiri, menurut Yusril punya ilmu menata negara dengan baik dan benar, serta pengalaman panjang mengelola pemerintahan.

Yusril pun mengaku sudah berpikir lama, mencari bagaimana komposisi ideal kepemimpinan bangsa ini ke depan di tengah krisis tokoh sekarang. "Saya sendiri berniat untuk maju," kata dia.

"Kalau Puan berkenan, Insya Allah, ini akan menjadi kombinasi yang ideal. Kami bisa saling berbagi ilmu dan pengalaman untuk membuat bangsa ini jauh lebih baik ke depan," ujar Yusril. Apalagi, tambah dia, dari sisi politik dan kepartaian, ada kesamaan antara PBB dan PDIP seperti masa lalu.

"Di masa lalu, PNI dan Masyumi bekerjasama dengan bagus. Bung Karno dan M Natsir berjalan seiring. Insya Allah ke depan PDIP dan PBB dapat berkoalisi. Saya dan Puan sama-sama memimpin bangsa ini untuk kemajuan bangsa," kata Yusril. Dia pun berharap Puan berkenan menerima 'pinangan'-nya ini.

Yusril pun menyatakan partainya punya kans untuk mendapat dukungan suara signifikan, sebagai partai alternatif. "Rakyat sudah bosan dengan partai (yang) tokoh-tokohnya terlibat korupsi. Sepanjang sejarah, tokoh PBB tidak pernah ada yang terlibat korupsi" kata dia.

Tanggapan Puan

Ditemui di sela pengukuhan gelar doktor kehormatan untuk Taufiq Kiemas, Minggu (10/3/2013), Puan menyatakan terkejut ada wacana duet dari Yusril ini. "Saya apresiasi dan surprise juga Pak Yusril bicara seperti itu. Dalam artian memang dinamika ke depan ini akan lebih seru dari yang sekarang ini," kata ia.

Puan mengaku belum pernah bertemu apalagi membicarakan wacana tersebut dengan Yusril. Tapi, menurut dia ide tersebut bagus. "Makanya saya katakan, wah Pak yusril punya ide cemerlang seperti ini, oke juga," katanya.

Tapi, Puan mengatakan di internal PDI-P sudah ada aturan dan mekanisme sendiri soal pengajuan calon Presiden dan Wakil Presiden. "Kita tunggu perintah Ibu ketua (Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri). Saya tidak bilang siap atau tidak, saya siap ditempatkan di mana saja," kata Puan di Gedung DPR, Jakarta, Minggu (10/3/2013).

Menurut Puan, bukan persoalan setuju atau tidak setuju menjadi capres atau cawapres, tapi aturan di internal partainya tetap harus dijalankan. Aturan berdasarkan Kongres terakhir partai ini adalah menyerahkan keputusan terkait pencalonan Presiden dan Wakil Presiden pada Megawati.

"(Sementara) kami fokuskan hari-hari ini bagaimana PDI-P bisa dapat suara yang cukup untuk maju," kata Ketua Fraksi  PDIP itu. Puan mengaku kenal Yusril, namun menurut dia belum ada pembicaraan soal pencalonan itu. Pertemuan khusus di antara mereka pun belum pernah terjadi.

Apalagi, tambah Puan, tetap saja harus ada mekanisme yang ditempuh dan terpenuhinya persyaratan sesuai peraturan perundangan. "(Harus) cukup dulu persyaratannya," kata dia. (Zul/Aditia Maruli)

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com