Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Utusan Senayan" Tekan Pejabat Kemenag

Kompas.com - 08/03/2013, 10:52 WIB
Amir Sodikin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang perkara korupsi pengadaan laboratorium madrasah tsanawiyah dan penggandaan Al Quran kembali digelar Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (7/3). Dalam sidang terungkap, ”utusan Senayan” menekan Ketua Unit Layanan Pengadaan Kementerian Agama memakai nama menteri.

Hal itu terungkap dalam sidang dengan terdakwa anggota DPR Zulkarnaen Djabar dan putranya, Dendy Prasetya ZP. Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Afiantara menghadirkan saksi Muhammad Zen, PNS Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, yang waktu itu menjadi Ketua Unit Layanan Pengadaan (ULP) Proyek APBN-P 2011 untuk laboratorium komputer MTs.

Begitu ditanya jaksa KMS A Roni tentang kaitannya dengan para terdakwa, Zen menceritakan peristiwa 16 November 2011. ”Malam-malam, kami kedatangan tamu di kantor saya, 5-6 orang. Di antara mereka Fahd el Fouz dan Syamsu Rahman. Mereka memaksa pemenang lelang segera diumumkan,” kata Zen.

Mereka adalah utusan Senayan, dalam hal ini DPR atau Zulkarnaen. Di ruangan itu, Zen ditemani pejabat pembuat komitmen Undang Sumantri.

”Di pertemuan itu, Fahd seolah-olah menelepon seseorang. Sepertinya dia mengatakan ’Halo Pak Menteri, saya di ruang bapak ini’,” kata Zen. Telepon yang seolah-olah kepada menteri itu ia tangkap sebagai tekanan agar segera mengumumkan pemenang lelang untuk perusahaan yang diusulkan utusan Senayan.

Padahal, ULP belum menyelesaikan analisis. Untuk perusahaan yang harus dimenangkan dalam proyek pengadaan laboratorium komputer senilai Rp 38 miliar, Syamsu membawa nama PT Batu Karya Mas (BKM), yang akhirnya menang. Esok harinya, karena tekanan itu, ULP mengumumkan pemenangnya.

Padahal, dokumen penawaran PT BKM tidak memenuhi syarat. Zen berselisih dengan koleganya, Bagus Natanegara, Kepala Seksi Perlengkapan Bagian Umum Ditjen Pendidikan Islam. Bagus menyebut orang-orang yang datang dengan kode ”anak-anak jin”.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dugaan Korupsi Pengadaan Al Quran

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com