Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

In Memoriam Hugo Chavez

Kompas.com - 07/03/2013, 02:12 WIB

Di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Venezuela menegur Saudi karena tak melakukan ”cukup upaya” untuk membantu kaum miskin dan melawan imperialisme. Chavez menyatakan bahwa ALBA dan CELAC akan menjadi blok yang berorientasi sosial, yaitu blok untuk pengentasan orang miskin.

Wafatnya Chavez merupakan tantangan bagi pembangunan manusia, keadilan sosial, penghormatan terhadap HAM, dan kebebasan individu di Amerika Latin. Bagi Gerakan Nonblok, wafatnya Chavez akan mengurangi suara vokal untuk mendukung Palestina karena Chavez-lah yang berani mengusir Duta Besar Israel dari Venezuela karena Israel melanggar Resolusi PBB mengenai Palestina.

Namun, bagi Pemerintah AS dan sekutunya di Amerika Latin, wafatnya Chavez menjadi momentum untuk mengurangi perasaan anti-Amerika dan merumuskan agenda baru. Inilah saatnya memikirkan kembali kebijakan luar negeri AS di Amerika Latin karena saat Chavez berkuasa, para pemimpin di Amerika Latin umumnya tidak tertarik pada demokrasi dan penghormatan kebebasan individu.

AS menganggap Amerika Latin sebagai halaman belakang dengan menggunakan Monroe Doctrine sebagai containment policy AS terhadap bangsa Eropa di Amerika Latin. Namun, kebijakan ini gagal karena semasa Chavez, negara sekutu AS di Eropa tidak hirau. Spanyol, Inggris, Italia, dan Portugal justru hadir sebagai partner Venezuela.

Organisasi regional

Meninggalnya Chavez diramalkan akan memengaruhi organisasi regional di Amerika Latin, ALBA, Unasur, Andean, Petro Caribe, dan CELAC dalam upaya Amerika Latin untuk memisahkan diri dari perekonomian global. Padahal, inilah yang dikhawatirkan Dana Moneter Internasional (IMF) karena sistem yang dibangun seperti imbal beli dan tidak menggunakan dollar AS, penciptaan mata uang bersama sucre, serta kedekatannya dengan China, Rusia, Belarus, dan Iran.

Dalam konteks ini, mampukah calon penggantinya, Nicolas Maduro, dan pesaingnya, Henrique Capriles Radonski, mempertahankan warisan peta politik yang multipolar dan jejaring sosial yang telah dibangun Chavez.

Anggota Parlemen AS George Galloway dalam suatu diskusi di Oxford University telah memaki seorang mahasiswa picik yang hanya memandang Chavez sebagai diktator. Galloway secara berapi-api mengatakan bahwa ia sendiri memiliki pengalaman pahit ketika berada di Venezuela saat pemilu presiden pada Oktober 2012. Ia mendukung kubu oposisi serta ikut dalam pawai kampanye anti-Chavez, tetapi pada akhirnya mengakui bahwa ”Chavez adalah politisi yang paling demokratis di Bumi”.

Para pengamat politik juga mengakui, Presiden Chavez telah mengontribusikan suatu hubungan internasional dengan teori kekuatan sosial secara langsung melalui praktik nyata yang mudah dipahami.

Selamat jalan Hugo Chavez! Sejarah akan mengenangmu.

Arif Sumantri Harahap Mantan Pejabat Politik KBRI Caracas; Lulusan Johns Hopkins University, Amerika Serikat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com