Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Supendi Laporkan M Asegaf dan Zaenuddin Paru

Kompas.com - 04/03/2013, 14:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Yusuf Supendi melaporkan Mohammad Assegaf dan Zainuddin Paru dengan tudingan memfitnah dan pencemaran nama baik pada acara Indonesian Lawyers Club (ILC) yang dilangsungkan di Hotel Borobudur, Jakarta pada 5 Februari 2013. Yusuf ditemani oleh kuasa hukumnya, Rahman Purba, melapor di Unit V Sudit Kamneg Polda Metro Jaya, Senin (4/3/2013).

"Saya mau melaporkan tentang fitnah dan pencemaran nama baik yang dilakukan M Assegaf dan Zainuddin Paru dalam acara ILC. Mereka bilang, 'Yusuf Supendi itu sakit hati dipecat dari PKS'," kata Yusuf, saat ditemui akan melapor di Unit Kemneg, Polda Metro Jaya, Senin siang.

Yusuf mengatakan, terlapor dalam acara ILC tersebut menyebut salah satu alasan pemecatan dia di PKS karena dianggap sudah tidak bisa melakukan kutbah Jumat lagi sehingga pendapatannya berkurang. "Saya juga narasumber dalam acara itu," ujar Yusuf.

Upaya mediasi, ucap Yusuf, sudah pernah dilakukan terhadap terlapor. Namun, katanya, hal itu tidak pernah ditanggapi terlapor. Oleh karenanya, Yusuf dalam laporan awalnya melaporkan hal itu ke Bareskrim Mabes Polri terkait hal itu dengan nomor laporan LP/128/II/2013/Bareskrim pada tanggal 14 Februari 2013.

"Kemudian dilimpahkan ke Polda (Metro Jaya) karena pencemaran nama baik dan fitnahnya melalu (media) elektronik dan ditangani Kemneg," ujar Yusuf.

Untuk itu, dia bersama kuasa hukumnya sudah menyiapkan pasal terkait dugaan tindak pidana fitnah dan pencemaran nama baik, yaitu dengan Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, dan Pasal 310 KUHP. "Ancamannya enam tahun dengan denda satu miliar rupiah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com