Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan: Sebut Ibas Terlibat, Khayalan Tingkat Tinggi

Kompas.com - 02/03/2013, 12:46 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, tidak masuk akal jika nama Sekretaris Jenderal PD Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas disebut-sebut terlibat kasus Hambalang. Menurut dia, hal itu hanyalah ucapan khayalan tingkat tinggi.

"Pengacara Nazaruddin saja enggak pernah sebut nama Mas Ibas. Kalau Mas Ibas disebut dalam Hambalang, itu khayalan tingkat tinggi," ujarnya dalam diskusi "Efek Anas Makin Panas" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2013). Sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan siap membongkar keterlibatan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas dalam proyek Hambalang.

Hal itu disampaikan Anas secara tidak langsung saat wawancara dengan RCTI, Rabu (27/2/2013) dini hari. Anas mengaku pernah ikut dalam pertemuan antara Amir Syamsuddin dan Nazaruddin terkait kasus Hambalang.

Saat itu, menurut Anas, Amir meminta keterangan Nazaruddin mengenai aliran dana Hambalang. Ketika ditanya apakah Ibas ikut menerima aliran dana Hambalang, Anas mengatakan, Amir-lah yang paling pas untuk menjelaskan. "Saya hanya ikut rapat dan mendengarkan. Jadi, kalau hadis, rawahu-nya, Pak Amir. Kecuali Pak Amir pas ditanya tak mau menjelaskan, pemain penggantinya adalah saya," kata Anas.

Ramadhan pun menyesalkan pernyataan Anas ke media belakangan ini. "Kok, Cak Anas berubah, dulu bukan seperti sekarang. Dulu saling menimba ilmu, kok sekarang menyerang Demokrat," katanya.

Dalam diskusi, Ramadhan pun menyangkal dokumen yang beredar soal aliran dana 900.000 dollar AS untuk Ibas. Ia mengatakan, lembaran yang beredar tersebut kemungkinan rekayasa. "Itu bukan dokumen. Bisa diketik saja, kan, itu," ujarnya.

Beredar di kalangan wartawan di DPR satu dokumen laporan keuangan PT Anugerah Nusantara milik Muhammad Nazaruddin. Dokumen yang diduga milik Yulianis, Direktur Keuangan PT Anugerah, itu menyebutkan bahwa Ibas menerima uang sebesar 900.000 dollar AS yang diterima dalam empat tahap.

Pertama, pada 29 April 2010 dikirim 600.000 dollar AS dalam dua tahap, masing-masing 500.000 dan 100.000 dollar AS. Lalu, tanggal 30 April 2010, kembali tercantum ada kiriman untuk Ibas, juga dalam dua kali pengiriman, masing-masing 200.000 dan 100.000 dollar AS.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com