Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

173 Polisi Jaga Rumah Anas Urbaningrum

Kompas.com - 01/03/2013, 15:57 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 173 polisi dari Polres Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit dikerahkan menjaga sejumlah akses menuju kediaman mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, di Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (1/3/2013). Penjagaan dilakukan setelah beredar kabar akan ada aksi unjuk rasa di rumah Anas.

"Kekuatan 173 orang dari Polres dan Polsek. Dilengkapi dengan tameng, tidak ada peluru karet dan yang lainnya," ujar Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, di lokasi, Jumat (1/3/2013). Dia mengatakan, tidak ada laporan resmi soal akan adanya aksi unjuk rasa tersebut. Namun, penjagaan tetap dilakukan untuk mengantisipasi jika massa datang ke rumah Anas.

Polisi akan menghadang kehadiran massa karena peraturan perundangan menyatakan unjuk rasa tidak boleh dilakukan di kediaman seseorang. Aturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum. "Terlebih-lebih saya tekankan di sini, kediaman pribadi ataupun rumah dinas bukan merupakan sasaran untuk menyampaikan aspirasi. Itu diatur dalam undang-undang," ujar Mulyadi.

Informasi yang beredar menyebutkan massa akan datang ke rumah Anas untuk menagih janji kesediaan Anas digantung di Monas bila melakukan korupsi. Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, polisi berseragam kini berjaga di depan rumah Anas dan di sejumlah titik menuju rumah Anas.

Suasana sekitar rumah Anas sendiri terlihat seperti biasanya. Puluhan pewarta masih menunggu di luar rumah untuk mendapatkan sejumlah informasi. Sejak ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), rumah Anas kedatangan tamu yang membeludak.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

    Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com