Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Minta Kader Demokrat Tak Urusi Parpol Lain

Kompas.com - 28/02/2013, 10:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar menyatakan keheranannya dengan pernyataan sejumlah kader muda Partai Demokrat yang menyatakan partai itu hendak mempersiapkan diri untuk menjegal pencalonan Aburizal Bakrie atau Ical menjadi calon presiden. Kader muda Demokrat itu pun diminta tidak ikut campur urusan partai politik (parpol) lain.

"Kami Partai Golkar merasa heran dengan pernyataan itu. Karena tidak ada hak di negara mana pun yang bisa mencegah atau menjegal seseorang menjadi presiden. Mari menjaga demokrasi dengan baik," ujar Wakil Sekjen Partai Golkar Leo Nababan saat dihubungi, Rabu (27/2/2013).

Leo mengatakan, Golkar yang mencalonkan Ical adalah urusan partainya. Pencalonan Ical pun dianggap sudah final. "Jangan mencampuri. Urusin parpol sendiri. Saya menyayangkan pernyataan Rachlan (Demokrat)," kata Leo.

Ia pun mengimbau agar Partai Demokrat tidak panik lantaran kini partai itu kini tengah dilanda prahara. "Boleh saja khawatir tapi jangan mencegah calon lain. Mari menjunjung tinggi demokrasi," tukas Leo.

Sebelumnya, tokoh muda Partai Demokrat Rachlan Nashidik menilai mundurnya Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat telah membenamkan rencana kelompok aktivis di Partai Demokrat untuk menghadapi pengusungan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2014. Padahal, Demokrat sedang berupaya mencari capres-cawapres yang mampu mengadang Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie.

"Perspektif saya, tugas utama Demokrat adalah mencegah Prabowo Subianto dan Ical (Aburizal Bakrie) menjadi presiden," kata Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM Rachlan Nashidik saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Nashidik mengatakan, Demokrat harus membayar mahal atas yang dilakukan Anas selama memimpin partai maupun setelah lengser sebagai ketua umum. Anas, kata Nashidik, telah mengorbankan kader-kader yang mempunyai idealisme maupun kader yang menggantungkan karier di politik.

Nashidik menyoroti secara khusus dampak dari tindakan Anas yang membuat peluang Demokrat lebih kecil mempuyai untuk menandingi partai lain di Pemilihan Presiden 2014. Padahal, kata dia, dugaan korupsi yang dilakukan Anas tidak terkait dengan partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com