Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas "Nyaleg" Lagi, Demokrat Abaikan Kualitas

Kompas.com - 22/02/2013, 04:54 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajer Advokasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA), Hendrik Rosdinar, menilai, kembali majunya Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas sebagai calon legislatif Pemilu 2014 patut dikritisi. Menurut dia, hal ini membuktikan Partai Demokrat mengabaikan kualitas dalam pengajuan calon legislatif, apalagi dengan alasan kepentingan partai, Ibas baru saja mundur dari kursi DPR di tengah masa jabatan.

"Partai Demokrat cenderung melihat dia sebagai tokoh yang cukup populis saja. Kebetulan dia memang anak Presiden, tentunya dapat menjadi magnet bagi pemilih, tetapi Partai Demokrat mengabaikan kualitas, kapabilitas, dan produktivitas Ibas dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang legislator," kata Hendrik di Bakoel Koffie, Jakarta, Kamis (21/2/2013). Dia menambahkan, pencalonan Ibas membuktikan parpol tidak memiliki tolok ukur menjaring calon legislatif.

Padahal, kata Hendrik, partai politik seharusnya memperhatikan substansi tertentu dalam memilih seseorang menjadi calon legislatif, apalagi bila calon yang diusung pernah menjadi anggota parlemen. "Parpol belum punya mekanisme untuk menilai, mengevaluasi kinerja dari legislator-legislator yang pernah ada di DPR sana, salah satunya Ibas," kecam dia.

Menurut Hendrik, Partai Demokrat harus memperhatikan tanggapan publik pasca-mundurnya Ibas dari kursi wakil rakyat. Meskipun menjadi calon legislatif adalah hak konstitusional warga negara, ujar dia, kepercayaan konstituen di daerah pemilihan tetap harus diperhatikan.  "Anggota legislatif notabene merupakan mandat konstituen dari daerah pemilihan. Ibas mundur (dari DPR) karena alasan mengurusi parpol di saat periode kritis, lalu maju lagi, menurut saya itu tidak cukup etis," ujar dia.

Selain masalah mundur dari parlemen, lanjut Hendrik, Partai Demokrat juga harus memperhatikan sepak terjang Ibas selama menjadi wakil rakyat. Publik, tutur dia, tidak akan begitu saja melupakan momentum di saat Ibas mangkir dari sidang paripurna. Dia berpendapat publik sudah telanjur menilai sosok Ibas kerap tidak hadir di parlemen untuk memperjuangkan konstituennya. "Kinerja Ibas yang ditangkap publik memang menunjukkan sebuah integritas yang tidak baik. Hal itu harus diperhatikan jika ingin maju lagi," tegas dia.

Sebelumnya diberitakan, Ibas dikabarkan akan bertarung kembali menjadi anggota DPR pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang. "Saya akan mencalonkan dari Dapil Jatim VII, sama Sekjen, Insya Allah," ujar Bendahara Umum Partai Demokrat Sartono Hutomo, Rabu (20/2/2013). Dia menyatakan bahwa rencana pencalonan Ibas itu dilakukan untuk tetap menjaga suara pemilih di Dapil Jatim VII pada Pileg 2009 lalu.

Pada Pemilu 2009, capaian suara Partai Demokrat dari daerah pemilihan tersebut cukup besar, lebih dari 300 ribu suara. Dapil Jawa Timur VII mencakup Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Tulungagung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com